
Jakarta, MERDEKANEWS - Kualitas pembangunan LRT rapuh. Senin (22/1/2018), proyek kereta api ringan yang menghubungkan Jakarta, Bekasi dan Bogor dengan anggaran Rp 29,9 triliun itu ambruk.
Polisi memeriksa empat orang saksi terkait robohnya beton proyek LRT di Jl Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Pemeriksaan saksi dilakukan untuk mengetahui dugaan penyebab robohnya beton LRT tersebut.
"Yang sudah diperiksa sampai saat ini sudah empat (saksi)," kata Kapolsek Pulogadung Kompol Sukadi saat ditemui di lokasi.
Selain keempat saksi tersebut, Sukadi menyebut pihaknya akan memanggil saksi-saksi lain. Mulai kelima korban hingga pengawas konstruksi proyek.
Beton konstruksi LRT roboh pada sekitar pukul 00.10 WIB, Senin (22/1) dan membuat lima orang terluka. Polisi menyebut konstruksi LRT roboh saat dilakukan pemasangan box girder.
Sementara Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat merasa khawatir dengan kecelakaan kerja yang terjadi di lapangan. Sebab dia berharap LRT rute Kelapa Gading-Velodrome sepanjang 5,8 km rampung tepat waktu.
"Pas minggu lalu Rabu atau Kamis saya pesan sama Pak Satya. Pak Satya bilang kita udah mulai ketinggalan nih dari realisasi sama rencana. Karena cuaca, karena keterlambatan kerja, sedangkan target Juni-Juli udah harus beroperasi untuk Asian Games," tutur Sandi.
Insiden itu menurut Sandi bisa kapan saja terjadi apabila ada proyek yang dikebut. Maka dari itu dia akan mencari laporan lengkap untuk mengetahui koronologi peristiwa itu.
"Kalau dikejar target selalu seperti itu, ada saja prosedur yang terlupakan demi efisiensi waktu. Jadi saya belum dapat laporan, tadi pagi saya sempat browsing belum ada laporan tersebut, tadi sahur belum ada. Nanti saya akan langsung minta laporan lengkap," jelasnya.
Roboh Dulu Data Kemudian
PT Wijaya Karya (WIKA) Beton selaku kontraktor proyek masih melakukan investigasi terkait robohnya box girder atau beton Light Rapid Transit (LRT) di Pulogadung. Setelah roboh, perusahaan plat merah ini baru mengumpulkan data.
Direktur PT WIKA Beton Hadian Pramudita mengatakan tim masih mengumpulkan data-data untuk memastikan penyebab robohnya beton tersebut.
"Semua kita lagi menyajikan data-data dulu. Baik sistem pengerjaan maupun kualitas beton, kita serahkan ke konsultan," kata Hardian di lokasi, Jalan Kayu Putih Raya, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (22/1/2018).
Dia mengatakan secara prosedur pengerjaan dan kualitas beton tersebut seharusnya sama dengan proyek-proyek yang lain. Meski begitu, dia akan melakukan pengecekan dan investigasi.
"Harusnya sama (kualitas beton), kan bukan berarti dari kualitas beton juga, maka dicek dulu. Harusnya kualitas itu dari mutu beton dan pengerjaan semua," ungkapnya.
Menurut dia, hasil investigasi akan segera diketahui dalam waktu dekat. Dia juga menampik anggapan bahwa robohnya beton tersebut akibat pengerjaan yang terburu-buru.
(Keyza B Ahmad)
-
WEGE Raih Peringkat idBBB/Stable Outlook Pertama dari PEFINDO WEGE Raih Peringkat idBBB/Stable Outlook Pertama dari PEFINDO
-
WIKA REKON Sukses Laksanakan First Filling Proyek HSD B40 di Kalsel WIKA REKON Sukses Laksanakan First Filling Proyek HSD B40 di Kalsel
-
WIKA Beton Jaga Kinerja Positif, Bukukan Pendapatan Rp871,59 Miliar Triwulan I 2025 WIKA Beton Jaga Kinerja Positif, Bukukan Pendapatan Rp871,59 Miliar Triwulan I 2025
-
WIKA Raih Dua Penghargaan Bergengsi, Bukti Komitmen Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial WIKA Raih Dua Penghargaan Bergengsi, Bukti Komitmen Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial
-
Kuartal I/2025, Pendapatan WEGE Tumbuh 14,56% Sebesar Rp543,26 Miliar Kuartal I/2025, Pendapatan WEGE Tumbuh 14,56% Sebesar Rp543,26 Miliar