merdekanews.co
Rabu, 01 November 2017 - 21:17 WIB

Panasnya Pilkada Jawa Barat 2018

Golkar-PPP Berebut 'Ban Serep', Koalisi Kang Emil Bisa Bubar

K Basysyar A - merdekanews.co
Spanduk Kang Emil yang diprotes aktivis lingkungan karena dipasang di pohon.

BANDUNG, MerdekaNews – Ridwan Kamil belum aman. Walikota Bandung yang akrab disapa Kang Emil itu masih galau.

Galaunya Kang Emil lantaran Golkar dan PPP belum punya titik temu soal siapa yang akan menjadi ‘ban serep’ (cawagub). Golkar ngotot menyorong nama Daniel Muttaqien.

Daniel adalah anggota DPR Fraksi Golkar dan putra mantan Bupati Indramayu Irianto MS Syafuddin alias Yance. Tapi, ambisi Golkar ditolak partai koalisi Kang Emil.

Yang paling keras teriak adalah PPP. Partai yang sedang berkonflik ini mendorong kadernya yakni Bupati Tasikmalaya UU Ruhzanul Ulum dan anggota DPR Asep Ahmad Mausul Affandi.

Jika Golkar dan PPP terus berseteru berebut ban serep, maka peluang Kang Emil untuk menguasai Tanah Pasundan bisa kandas.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan calon wakil gubernur pendamping Kang Emil pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Menurut dia, partai koalisi pendukung Ridwan Kamil yang memiliki kursi terbanyak di DPRD Jawa Barat tak langsung bisa menyandingkan kadernya.

"Kalau kursi lebih banyak tapi jajaran partainya tidak diperhitungkan, tidak akan all out memenangkan pilgub. Semisal akibat bukan tokoh lokalnya yang dicalonkan maka ini juga akan merugikan Kang Emil," kata Arsul, Rabu (1/11/2017).

Sebelumnya PPP bersama Nasdem dan PKB resmi mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat. PPP merupakan partai dengan kursi terbanyak di Jawa Barat di antara ketiga partai tersebut dengan jumlah 9 kursi.

Namun, selang beberapa hari, Golkar turut mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil. Dengan demikian, Golkar menjadi partai dengan kursi terbanyak dengan jumlah 17 kursi.

One Man Show

Jika dilihat dari hasil survei, Kang Emil memang berpeluang menang. Tapi, parpol koalisi sebaiknya sadar karena Kang Emil dikenal dengan gaya menonjol sendiri atau one man show.

One man show terlihat saat Kang Emil menjalankan roda pemerintahan di Kota Bandung saat ini. Wakil Walikota Bandung Oded Muhammad Daniel dari PKS.

Nama Oded tenggelam lantaran dominasi Kang Emil dalam memimpin. Soal one man show dibantah Kang Emil.

Kata dia, pengamat yang menyebutnya one man show terkadang tidak paham isi dapur. "Pengamat itu kadang gak tahu isi dapur. Di zaman saya kewenangan wali kota saya preteli. Di zaman saya delapan lembaga penasihat Walikota dibentuk, supaya tidak one man show," kilahnya.

Naga Bonar dan Oneng Jadi Ancaman

Wajar jika Kang Emil galau. Sebab, bukan hanya Golkar dan PPP yang sedang berebut ban serep, tapi Kang Emil harus mampu menandingi Deddy Mizwar.

Jenderal Naga Bonar sapaan ngetop Wakil Gubernur Jawa Barat itu secara elektabilitas berada diurutan pertama. Hasil survei Fokus Survei Indonesia (FSI) dengan 2.178 responden menyebutkan, Naga Bonar tingkat popularitas 93,7 persen, disusul dengan artis yang juga anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka alias Oneng dengan tingkat popularitas 85,1 persen.

Selanjutnya, Dede yusuf dengan popularitas 81,7 persen. Sementara, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menempati posisi 4 dalam tingkat kepopuleran sebesar 67,9.

Sedangkan Kang Emil hanya 64,7 persen. Sementara di diurutan akhir ada nama istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Netty Prasetiani sebesar 52,1 persen.

Untuk elektabilitas, Naga Bonar memiliki tingkat keterpilihan paling tinggi, yakni 39,4 persen. Dedi Mulyadi 13,3 persen disusul dengan Rieke Dyah Pitaloka 10,7 persen dan Dede Yusuf 7,4 persen.

Di Indonesia Development Monitoring (IDM) juga menempatkan nama Naga Bonar dengan 89,2 persen. Kemudian disusul Rieke Dyah Pitaloka 71,2 persen, Dede Yusuf dengan 70,7 persen, Walikota Bandung RIdwan Kamil 60,8 persen, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi 60,3 persen.

Survei yang mengunakan confidential level 95 persen dengan margin of error lebih kurang 2,1 Persen. Sementara sosok yang dianggap mampu menyelesaikan masalah masalah ekonomi dan sosial di Jawa Barat (kapabilitas) yakni Naga Bonar 27,3 persen.

Disusul Dedi Mulyadi 13,3 persen, Agung Suryamal 12,2 persen, Dede Yusuf 11,2 persen, Ridwan Kamil 8,2 persen, Puti Guntur Soekarnoputra 6,3 persen, Iwa Karniwa 6,2 Persen, Rieke Dyah Pitaloka 6,1 persen dan yang tidak memberikan penilaian sebesar 9,2 persen.

  (K Basysyar A)