Jakarta, MERDEKANEWS - Mantan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia. Kepergian diplomat kawakan ini membawa dukacita mendalam bagi keluarga besar Universitas Paramadina.
Dr. phil. Shiskha Prabawaningtyas, Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD) menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Prof. Mochtar Kusumaatmadja.
"Semoga beliau husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran dan keikhlasan," ujar Shiskha dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/6).
Menurutnya, keluarga besar PGSD memberikan penghormatan luar biasa kepada putera bangsa terbaik atas pemikiran yang visioner dan strategis dalam merumuskan konsep negara kepulauan yang sebagai wujud konsep kedaulatan teritorial Indonesia, Tanah Air.
Konsep yang digaungkan lantang pada podium internasional ke seluruh penjuru dunia melalui Deklarasi Djuanda tahun 1957.
"Konsep negara kepulauan yang dalam implementasinya diwujudkan dalam konstruksi "Wawasan Nusantara", wawasan kesatuan bangsa dan negara dalam segala bidang kehidupan politik, ekonomi, kebudayaan, dan pertahanan dan keamanan yang harus diwujudkan demi kepentingan nasional," jelasnya.
Bangsa Indonesia, kata Shiskha, memberikan penghargaan tertinggi dan tertulus kepada perjuangan diplomasi perbatasan atau "border diplomacy" Indonesia yang dipimpin oleh Prof Mochtar Kusumaatmadja secara gigih dan heroik selama 25 tahun proses diplomasi multilateral dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Konsep negara kepulauan Indonesia akhirnya diakui secara internasional ketika diadopsi sebagai bagian dari tatanan kodifikasi hukum internasional pada tanggal 10 Desember 1982 melalui Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations on the Law of the Seas/UNCLOS) di Montego Bay, Jamaica," katanya.
"Indonesia meratifikasi UNCLOS melalui UU No. 17 Tahun 1985. Salam hormat dan ketulusan mendalam atas buah pemikiran Prof. Mochtar Kusumaatmadja yang mewujudkan konsep Tanah Air melalui Wawasan Nusantara," pungkas Shiskha.
(Atria Aji)
-
Idul Fitri dalam Perspektif Global Idul Fitri dalam Perspektif Global
-
Teken Kesepakatan Kerja Sama, Universitas Paramadina dan Kemenlu RI Bahas Krisis Global Indonesia berencana untuk meningkatkan peran dalam kerja sama Selatan-Selatan dan memanfaatkan perusahaan nasional untuk memperluas akses pasar, terutama di wilayah Afrika yang dipandang memiliki potensi pertumbuhan besar
-
Menuju Etika dan Hukum Sebagai Pondasi Politik yang Berkeadilan di Indonesia Hukum yang terpisah dari etika juga membuat hukum seperti tumpul ke atas, ke para pejabat, politisi dan penguasa, akan tetapi tajam ke bawah yakni ke rakyat kecil
-
Bansos, Pengentasan Kemiskinan atau Tujuan Politik?” Terjadi proses politisasi bansos untuk kepentingan pemilu. Di banyak daerah pembagian bansos bahkan dilabeli dengan paslon 02 dengan pesan jika paslon 01 dan 03 menang maka bansos tidak lagi dibagikan
-
Peluang dan Tantangan: Etika dan Politik Kenegaraan Indonesia Ketika kita melihat dalam konteks kekuasaan, etika sangat penting untuk di tekankan. Sehingga menyebabkan perilaku tersebut berubah karena didasari kekuasaan yang ada