merdekanews.co
Selasa, 02 Juni 2020 - 19:43 WIB

Siapkan 45 Unit Bus, Ditjen Hubdat Luncurkan Teman Bus Di Palembang

Gaoza - merdekanews.co


Palembang, MERDEKANEWS -- Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melakukan peresmian Teman Bus yaitu layanan transportasi perkotaan berbasis jalan di Palembang, Sumatera Selatan pada hari ini, Selasa (2/6). Melalui kegiatan yang digelar secara _online_ ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dengan didampingi oleh Direktur Angkutan Jalan, Ahmad Yani dan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Imran Rasyid menyaksikan Walikota Palembang Harnojoyo mencoba salah satu bus saat acara peluncuran Teman Bus.

Pengoperasian Teman Bus ini menjadi layanan pertama di Kota Palembang yang hadir dalam program _Buy The Service_ (BTS) dan bekerja sama dengan PT Transmusi Palembang Jaya. Teman Bus merupakan kepanjangan dari “Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman”, hadir sebagai Angkutan _Bus Rapid Transit_ (BRT) untuk penunjang mobilisasi masyarakat yang terintegrasi dengan layanan angkutan massal LRT yang sudah tersedia di Palembang. Teman Bus juga hadir juga untuk mendukung Trans Musi sebagai layanan BRT dari Pemerintah Kota Palembang yang sudah lebih dahulu hadir di Palembang sejak tahun 2010. 

“Ini pertama kali kami lakukan. Palembang merupakan yang pertama diantara 5 kabupaten/kota yang mendapatkan program _Buy The Service_ (BTS) di Indonesia,” kata Dirjen Budi. Kota lainnya yang menjadi sasaran program BTS yakni Solo, Yogyakarta, Denpasar, dan Medan.

Layanan Teman Bus di Kota Palembang tersedia sebanyak 45 unit, yang melayani di 3 koridor, yaitu Koridor 1 Terminal Alang Alang Lebar – Dempo, Koridor 2 Asrama Haji - Terminal Sako dan Koridor 3 Terminal Plaju - Pasar Induk Jakabaring. Teman Bus berupa kendaraan bus sedang yang berkapasitas 40 penumpang dengan 20 tempat duduk serta bus besar yang berkapasitas 60 penumpang dengan 30 tempat duduk serta kursi prioritas. Setiap bus mempunyai 1 pintu masuk di bagian depan dengan _low deck_ dan 1 di pintu bagian tengah adalah high deck. 

Dalam kesempatan itu, Dirjen Budi menilai bahwa Palembang dipilih karena siap secara organisasi, infrastruktur, maupun operasionalnya. “Untuk itu kami berikan apresiasi yang baik atas kemitraan yang terjadi antara Ditjen Hubdat dengan Kota Palembang. Ini adalah salah satu pengembangan kami di Ditjen Hubdat yang merupakan _pilot project_, pertama kali diselenggarakan di Indonesia atas pelayanan angkutan umum moda transportasi massal tapi dengan menggunakan skema BTS dan sudah direncanakan sejak 2 tahun lalu. Mudah-mudahan ini cocok dengan skema kita selanjutnya,” jelas Dirjen Budi.

Untuk saat ini, masyarakat yang ingin menggunakan Teman Bus tidak dikenakan biaya. Pemerintah memberikan subsidi penuh terhadap biaya operasional layanan yang dilaksanakan oleh operator dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Standar pelayanan inilah yang menjadi acuan pelayanan operator untuk layanan yang lebih baik kepada masyarakat, sehingga diharapkan lebih banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi publik

“Awalnya kita kembangkan dengan skema bantuan tapi kalau ada komitmen baik dari Pemerintah Daerah dapat berjalan dengan baik dan lancar ke depannya. Ini adalah kemitraan yang baik terlebih karena respon yang cepat dari Pemerintah Kota Palembang. Selanjutnya kita akan melakukan riset dan evaluasi terhadap apa yang kita kerjakan, saya yakin dan percaya dengan perkembangan teknologi masa kini termasuk ekspektasi masyarakat apalagi dengan kondisi saat ini,” ucap Dirjen Budi.

Selain itu, selama ini angkutan umum hanya mengenal 3 aspek yaitu pelayanan, keselamatan, dan kenyamanan. Namun dengan adanya protokol kesehatan karena Covid-19, maka aspek kesehatan harus menjadi prioritas. “Nanti akan kita sesuaikan dengan kondisi transportasi, apa yang harus dilengkapi, sehingga ke depannya masyarakat ada kebiasaan baru dalam penggunaan transportasi umum,” lanjutnya.

Di tengah merebaknya pandemi COVID-19, pelayanan transportasi yang dihadirkan juga diikuti dengan pelaksanaan protokol kesehatan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat. Protokol kesehatan tersebut antara lain pembatasan jumlah penumpang paling banyak 50% dari jumlah kapasitas tempat duduk dan ruang berdiri, penumpang wajib menggunakan masker dan penyediaan _hand sanitizer_ di dalam bus.

“Harapannya apa yang sedang kita kerjakan ini nanti dapat dikembangkan lebih lanjut karena ke depan kita akan mencoba selanjutnya untuk melakukan evaluasi serta melakukan pengembangan terhadap fasilitas di sekitar koridor yang sudah tersedia. Misalnya pada trotoarnya, jembatan penyeberangan orang (JPO), maupun _shelter_nya akan diperbaiki lagi. Satu tahun ini kita masih uji coba sehingga subsidinya cukup besar dan masyarakat tidak dikenakan tarif dengan harapan terjadi perubahan cukup besar yakni mengubah pola pikir masyarakat yang selalu bergantung pada kendaraan pribadinya,” urai Dirjen Budi.

Aplikasi Teman Bus saat ini bisa diunduh di Playstore. Untuk dapat menggunakan Teman Bus, dapat membuka aplikasinya setelah diunduh. Kemudian tunggu bus di halte terdekat dari posisi Anda yang tertera di aplikasi, siapkan kartu non tunai, lalu naik dan tempelkan kartu non tunai pada perangkat _reader_ yang ada di dalam bus. (Gaoza)