merdekanews.co
Senin, 18 Mei 2020 - 09:07 WIB

Tiga Bank BUMN Dukung Penyaluran KUR di Sektor Kelautan dan Perikanan

Deka - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS -- Sejak Januari hingga April 2020, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan (KP) baru mencapai 44.431 debitur atau orang. Sementara jumlah pelaku usaha berdasarkan data Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tercatat 1.075.488 orang atau unit usaha yang tervalidasi.

Karenanya, KKP mengajak lembaga keuangan untuk menjaring calon debitur potensial di sektor kelautan dan perikanan. Terlebih realisasi KUR sektor KP baru terserap Rp1,39 trilyun dengan persentase terbesar di bidang usaha budidaya perikanan disusul usaha penangkapan ikan, perdagangan, jasa, pengolahan dan pergaraman. Melalui Marine and Fisheries Business and Investment Forum (MFBIF) bertema 'KUR: Akses Cepat, Bisnis Kelautan dan Perikanan Maju Pesat', KKP ingin para pemangku kepentingan bisa memaksimalkan pemanfaatan KUR. Webinar yang diikuti oleh 1.277 peserta tersebut menghadirkan pembicara dari tiga bank BUMN, yakni BRI, BNI, dan Mandiri yang digelar pada Jumat (15/5).

Terkait hal tersebut, Program and Partnership Business Division Bank BRI, Djoko Purwanto menilai kartu KUSUKA sangat membantu lembaga perbankan guna mengetahui profil pelaku usaha kelautan dan perikanan. Menurutnya, selain sebagai identitas tunggal, baik individu maupun korporasi, kartu KUSUKA juga dapat menjadi database program perlindungan dan pemberdayaaan, termasuk didalamnya pemberian modal kerja, baik melalui KUR maupun non-KUR.

"Kartu KUSUKA menjadi sangat penting, karena perbankan menjadi lebih percaya dalam menyalurkan KUR," kata Djoko saat mengisi materi di forum tersebut.

Tak hanya itu, adanya profil pelaku usaha tersebut memudahkan BRI menyusun pembiayaan yang tepat sebagaimana profil pelaku. Sehingga unit cost yang dibutuhkan pelaku usaha bisa diberikan sesuai dengan kebutuhannya, berikut struktur, syarat dan pola pembiayaan bisa disesuaikan dengan pola usaha perikanan, apakah musiman atau bulanan.

Senada, BNI juga akan memberikan pola pembiayaan yang menjadi kebutuhan dari para nelayan dan petambak. Bahkan, Group Head Goverment Program Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI, Chandra Bagus Sulistyo menyebut pihaknya siap berkolaborasi dengan menyediakan market place penjualan hasil tangkapan/panen dan kebutuhan melaut serta usahanya. Selain itu BNI juga menyiapkan aplikasi untuk mempermudah proses produksi, dan memberikan pendampingan kepada nelayan.

"BNI mencoba untuk melakukan kolaborasi dengan beberapa start up. Tujuannya untuk memberikan tools dan ekosistem sehingga membantu nelayan/petambak meningkatkan produktivitasnya. Saat ini BNI telah melakukan sinergi dengan start up Aruna, FisTx, dan FishON," urai Chandra.

Sementara Senior Vice President Bank Mandiri, Nila Mayta Dwi Rihandjani menjabarkan strategi inovasi penyaluran KUR sektor KP dengan mengembangkan klaster–klaster tertentu berbasis pengembangan masyarakat (community development). Dijelaskannya, Bank Mandiri telah membagi 4 klaster, di antaranya budidaya perikanan seperti udang vaname di Muara Gembong, Bekasi yang bekerjasama dengan Lembaga Masyarat Desa Hutan (LMDH) dan Perum Perikanan Indonesia sebagai off-taker.

Berikutnya klaster perikanan tangkap seperti yang dilakukan di Lamongan, Madura, dan Cirebon bekerjasama dengan PT. Kelola Mina Laut sebagai off-taker. Klaster ketiga ialah pengolahan hasil perikanan, yakni pembuatan dan pengembangan produk KUR melalui skema kerjasama dengan Perusahaan dan UMKM yang bergerak pada Pengolahan Hasil Perikanan. Tujuannya agar ada kepastian bagi nelayan bahwa hasil tangkapannya dibeli dan diolah dengan nilai yang lebih baik.

Terakhir, klaster pergaraman, yakni pembuatan dan pengembangan produk KUR skema kerjasama dengan perusahaan dan UMKM terkait untuk produksi garam di Madura dan Cirebon.

Nila menambahkan, pihaknya pun membangun pola value chain, dimana ada kerjasama antara Bank Mandiri dengan perusahaan inti sebagai off taker dan juga dengan debitur KUR. Bahkan, saat ini Bank Mandiri menyiapkan aplikasi Instant Approval KUR yang masih dalam proses pengembangan bernama LMS (Loan Micro Sales atau Mikro Kredit Sales). Aplikasi ini nantinya memudahkan mekanisme penyaluran kredit menggunakan smartphone sebagai inovasi mempercepat proses penyaluran KUR kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Jadi disini ada mutual benefit dimana si debitur KUR mendapatkan penyaluran bantuan dan penyaluran kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka," jelas Nila.

Sebelumnya, KKP telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan penyerapan KUR di sektor kelautan dan perikanan. Bahkan, KKP juga membentuk Kelompok Kerja (pokja) Kredit Program sektor kelautan dan perikanan. Adapun anggotanya ialah para Eselon I lingkup KKP, Pusat Investasi Pemerintah Kemenkeu, Perbankan yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, Lembaga Keuangan non Bank seperti BLU LPMUKP, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani, Bahana Artha Ventura, dan Jamkrindo

(Deka)