Jakarta, MERDEKANEWS – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga hari ini (13/05) menerima kunjungan Nestle Indonesia terkait kegiatan kolaboratif. Dalam kunjungan sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAHI), Nestle Indonesia melalui program Nestle Cares mendukung program #Berjarak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam upaya menanggulangi dampak pandemic Covid-19 bagi kelompok rentan.
Dukungan tersebut berupa bantuan kebutuhan spesifik perempuan dan anak dengan lebih dari 38.000 produk makanan dan minuman bernutrisi, yang secara simbolis diserahkan langsung oleh Presiden Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Amplavanar kepada Menteri PPPA, Bintang Puspayoga.
“Terima kasih atas dukungan Nestle Indonesia, apalagi selama ini kerja sama juga sudah lama terjalin dengan baik melalui APSAHI. Fokus Nestle Indonesia terhadap tumbuh kembang anak dan pengasuhan juga sejalan dengan program Kemen PPPA,” ujar Menteri PPPA, Bintang Puspayoga.
Menteri Bintang mengungkapkan, selama ini baik pemerintah maupun kelompok masyarakat cenderung fokus memberi bantuan kebutuhan pokok bagi masyarakat, sedangkan kelompok rentan seperti bayi dan balita juga membutuhkan perhatian.
“Hari ini, partisipasi Nestle Indonesia juga sangat berarti dalam situasi pandemi Covid-19. Kami sangat mengapresiasi, sebab bantuan baik melalui APBN atau APBD selama ini lebih fokus pada kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar masyarakat, jarang memperhatikan nutrisi atau gizi bagi anak terutama balita. Padahal mereka kelompok rentan yang juga perlu kita perhatikan. Makanya, Kemen PPPA membuka diri dengan teman-teman dunia usaha untuk berkolaborasi dan bekerja sama,” uangkap Menteri Bintang.
Presiden Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Amplavanar mengatakan pihaknya mendukung pemerintah dan ingin berpartisipasi dalam penanggulangan dampak Covid-19 bagi masyarakat. Diantaranya dengan kolaborasi dan mengupayakan bantuan yang dibutuhkan masyarakat, terutama kebutuhan nutrisi bagi anak.
“Nutrisi ini salah satu hal yang besar bagi kami, karena nutrisi penting bagi generasi masa depan. Belajar saja tidak cukup untuk anak, mereka juga butuh nutrisi lengkap. Dengan nutrisi yang lengkap, perkembangan mental dan fisik anak akan bertambah baik. Sehingga kami memberikan produk-produk kami untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi anak di masa pandemic ini,” jelas Presiden Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Amplavanar.
Rencananya, produk-produk bantuan dari Nestle Indonesia akan disalurkan oleh Kemen PPPA kepada masyarakat kelompok rentan terdampak Covid-19 yakni perempuan, anak, disabilitas, dan lansia di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya melalui program penyerahan paket kebutuhan spesifik perempuan dan anak beberapa waktu mendatang. Sebelumnya, Kemen PPPA juga telah membagikan 1.134 paket kebutuhan spesifik perempuan dan anak yang didistribusikan melalui 18 lembaga masyarakat dan 21 kelurahan di wilayah DKI Jakarta pada Jumat (08/05) lalu.
(Gaoza)
-
Menteri Bintang Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulawesi Selatan Dengan program yang fokus untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Pertamina berharap dapat membantu Pemerintah dalam pengentasan permasalahan sosial, serta membangun kemandirian perempuan dan pendidikan anak
-
Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sangat tepat mengangkat Komjen Pol. Setyo Budiyanti jebolan Direktur Penyidikan KPK sekaligus menjabat Kapolda di beberapa daerah untuk mengakselerasi bersih-bersih di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan)
-
Sandang Bintang Empat di Pundak, Prabowo: Kayanya Berat Ya! Penganugerahan ini adalah bentuk penghargaan sekaligus peneguhan untuk berbakti sepenuhnya kepada rakyat, kepada bangsa, dan kepada negara
-
Alasan Prabowo Diberi Kenaikan Pangkat Kehormatan Bintang 4: Dedikasi dan Kontribusi di Dunia Militer Pemberian jenderal penuh didasarkan pada dedikasi dan kontribusi pak Prabowo
-
KemenPPPA: Perempuan Korban Kekerasan Harus Berani Melapor Data ini menunjukkan hanya 0,1 persen perempuan yang berani melaporkan kekerasan yang dialaminya