merdekanews.co
Selasa, 10 Desember 2019 - 12:26 WIB

Hadiri ASEM TMM 5 Di Hungaria Kemenhub Bahas Digitalisasi, Dekarbonasi Dan Transportasi Berkelanjutan

Gaoza - merdekanews.co

Budapest, MERDEKANEWS – Kementerian Perhubungan hadir mewakili Indonesia dalam The Fifth Asia-Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM 5) yang diselenggarakan di Budapest, Hungaria pada tanggal 9-11 Desember 2019. Menteri Perhubungan diwakili oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi sebagai Ketua Delegasi, memimpin delegasi yang terdiri dari Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Kawasan dan Kemitraan Perhubungan Gede Pasek Suardika, Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, serta perwakilan lainnya dari Sub Sektor Perhubungan Darat, Laut, dan Udara, Perkeretaapian, serta Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kerjasama Internasional (PFKKI).

“ASEM TMM5 ini didahului dengan Pertemuan Transport Senior Officials Meeting (TSOM) yaitu pertemuan tingkat eselon 1 yang dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Kawasan dan Kemitraan Perhubungan, Gede Pasek Suardika sebagai Ketua Delegasi, yang juga didampingi oleh delegasi dari subsektor darat, laut, udara, kereta api, biro hukum, dan PFKKI,” demikian dijelaskan oleh Dirjen Budi.

Ia melanjutkan bahwa pada pertemuan TSOM ini membahas konsep Deklarasi Budapest, yang mengangkat tema Digitalisasi, Dekarbonisasi dan Transportasi Berkelanjutan.

“Saat pembahasan, Indonesia cukup berperan aktif dalam memberikan masukan terkait dengan isu-isu dimaksud yang diselaraskan dengan kepentingan nasional. Konsep Deklarasi Budapest tersebut akan disetujui pada saat pertemuan TMM pada 10 Desember 2019 oleh Menteri-Menteri Negara Eropa dan Asia,” tambah Dirjen Budi.

Deklarasi Budapest merupakan deklarasi komitmen yang dibuat oleh para Menteri yang bertanggung jawab di bidang transportasi pada negara-negara anggota ASEM tentang pentingnya digitalisasi dan dekarbonisasi dalam sistem transportasi, serta keberlanjutan jaringan transportasi di negara-negara Eropa dan Asia. 

“Melalui deklarasi ini, negara-negara anggota ASEM akan menegaskan komitmennya dalam mewujudkan orientasi strategis yang telah ditetapkan pada KTT ASEM ke-12 di Brussels, yakni melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim. Dalam Deklarasi ini, juga ditekankan, bahwa peningkatan konektivitas transportasi di Asia dan Eropa harus didukung oleh kolaborasi lintas sektoral dan multi-pemangku kepentingan di bidang sistem transportasi intermodal dan multimodal terpadu, yaitu penerbangan, maritim, kereta api, dan transportasi jalan, untuk memperkuat kerja sama tanpa batas antara kedua benua. Deklarasi tersebut juga menekankan mengenai pentingnya mencapai sistem transportasi berkelanjutan melalui pengembangan konektivitas transportasi yang selamat, aman, efisien, dapat diandalkan, terjangkau, serta berwawasan lingkungan,” urai Dirjen Budi.

Dirjen Budi dalam pidatonya juga menyampaikan bahwa sesuai tema tersebut, organisasi regional (di Eropa dan Asia) telah berusaha untuk bekerja mewujudkan konektivitas yang ada di kedua wilayah.

“Sekretariat ASEAN juga mendukung kerja sama tentang konektivitas di negara-negara anggota ASEAN melalui penerapan _Kuala Lumpur Transport Strategic Plan_ dan _Master Plan on ASEAN Connectivity 2025_ mengenai Konektivitas ASEAN 2025 yang berfokus pada lima bidang strategis yaitu Infrastruktur Berkelanjutan, Inovasi Digital, Kelancaran Logistik, Keunggulan Regulasi, dan Mobilitas Manusia. Di sisi lain, Uni Eropa juga telah menetapkan strategi yang akan memandu keterlibatan dengan para mitra Asia di jalur peningkatan konektivitas bilateral dan regional termasuk Regulasi Konektivitas, Menciptakan Jejaring, Kemitraan, serta Kemitraan yang Komprehensif,” kata Dirjen Budi.

Lanjutnya lagi, perkembangan infrastruktur transportasi yang mendukung konektivitas, tentunya tidak lepas dari peran perkembangan teknologi dan inovasi serta invasi di bidang digitalisasi, seperti sistem transportasi cerdas, layanan transportasi terintegrasi, kendaraan otomatis dan terhubung, serta e-navigasi. 

Indonesia selaku Tuan Rumah Pertemuan the 4th ASEM Transport Ministers’ Meeting (TMM4) juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan antara lain mengenai: 

a. ucapan selamat kepada Hungaria selaku ketua ASEM periode 2019 – 2020; 
b. Pada periode 2017-2018, lndonesia telah menyelenggarakan 4th ASEM-TMM, _Workshop on Development of Regional Strategic Plan for the Purpose of Establishing Seam/ess Transpoftation Connectivity Plans in Asia and Europe dan ASEM TSOM 2018_; 
c. Capaian proyek-proyek infrastruktur Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) dan undangan kepada investor Asia dan Eropa untuk turut serta melakukan investasi pada proyek KPBU; 
d. Ucapan terima kasih atas dukungan negara-negara Asia dan Eropa atas dukungannya kepada Indonesia dalam pencalonan lndonesia sebagai Anggota Dewan IMO pereiode 2020-2021, sehingga Indonesia dapat terpilih kembali menjadi Anggota Dewan IMO periode 2020-2021.

“Indonesia pada saat ini tengah mengembangkan penerapan digitalisasi di beberapa sistem moda transportasi. Digitalisasi ini tidak hanya diterapkan pada infrastruktur, namun juga pada sistem transportasi, termasuk manajemen dan operasionalnya harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi terkini. Penting juga mengingat kembali komitmen dunia untuk mengimplementasikan _climate action_ dengan cara mengurangi gas buang dan menciptakan inovasi di sektor transportasi untuk mengurangi dampak buruknya terhadap iklim. Untuk itu, transportasi ramah lingkungan perlu dipromosikan untuk mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan teknologi inovatif,” ucap Dirjen Budi. 

Selain itu Dirjen Budi berharap bahwa Indonesia dapat mencermati hal-hal yang ditetapkan dalam Deklarasi Budapest untuk mengimplementasikannya dalam kerja sama transportasi dengan negara-negara anggota ASEM terkait dengan isu digitalisasi, dekarbonisasi, dan transportasi berkelanjutan. 

Pada pertemuan ini diharapkan seluruh Mitra ASEM dapat memanfaatkan keuntungan penuh dari fenomena baru di masa depan dengan fokus prioritas pada interoperabilitas global dan netralitas teknologi.  (Gaoza)