merdekanews.co
Senin, 14 Oktober 2019 - 14:02 WIB

Pemindahan Ibu Kota Upaya Pemerataan Ekonomi Non Jawa Sentris

Gaoza - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Plt. Menteri Hukum dan HAM yang juga Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan empat alasan mendasar rencana pemindahan Ibu Kota. Salah satunya yang berkenaan dengan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi untuk menghapuskan Jawa Sentris. Hal itu dikatakannya saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Notaris tentang Pemindahan Ibu Kota di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (14/10/2019).

“Bapak Jokowi ingin menghapuskan istilah Jawa sentris dengan cara menggenjot kontribusi ekonomi dan  percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia di seluruh wilayah negara kita,” kata Tjahjo.

Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015 menyebutkan, sebesar 56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sementara di pulau lainnya, persentasenya kurang dari 10 persen, kecuali pulau Sumatera. Dari data tersebut terlihat beban Pulau yang kian berat juga menjadi salah satu alasan pemindahan ibu kota.

“Jika dilihat kontribusi ekonomi dalam hal ini kontribusi ekonomi di pulau-pulau terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia atau domestik bruto sangat mendominasi Jawa sementara pulau lainnya jauh tertinggal,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2018 didominasi oleh kelompok Provinsi di Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni sebesar 58,48 persen, diikuti oleh Sumatera sebesar 21,58 persen, dan Kalimantan 8,20 persen.

 “Berdasarkan data BPS Tahun 2018 bahwa kontribusi ekonomi terhadap PDB pulau Jawa itu hampir mencapai 60 persen, di wilayah lain kontribusi tinggi namun pertumbuhan ekonomi masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi secara nasional,” terangnya.

Tak hanya itu, krisis air bersih di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek menjadi salah satu faktor pertimbangan pemindahan ibu kota. Ia pun merujuk pada data KemenPUPR terkait krisis air bersih tersebut.

“Pemerintah juga mempertimbangkan aset ketersediaan air bersih, Pulau Jawa berdasarkan Kementerian PUPR Tahun 2016 mengalami krisis air yang cukup parah, mulai dari daerah yang termasuk indikator minim yang artinya mengalami tekanan ketersediaan air di berbagai wilayah khususnya yang ada di pulau Jawa,” ujarnya.

Pertimbangan lainnya, yakni Hasil modelling KLHS Bappenas 2019 menunjukkan, konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa. Proporsi konsumsi lahan terbangun di pulau Jawa mendominasi, bahkan mencapai lima kali lipat dari Kalimantan.

“Berkaitan dengan konversi lahan di Jawa, ini sudah mendominasi. Dari kajian lingkungan hidup Bappenas Tahun 2019 menyebutkan konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa dengan proporsi lahan terbangun  5 (lima) kali lipat dibanding Pulau Kalimantan, sehingga jika ibukota tidak dipindahkan maka akan terjadi krisis lahan yang ada di wilayah Jawa kemudian hari,” kata Tjahjo.

Pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Hingga saat ini, pemerintah masih melakukan proses pembahasan UU yang terkait dengan rencana perpindahan Ibukota Negara, termasuk merevisi UU yang terkait dengan penetapan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota. (Gaoza)






  • Slepet Slepet", Joget, atau "Sat Set" Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah tugas pemerintahan yang luas untuk menyejahterakan rakyat dan memajukan demokrasi di seluruh pelosok nagari. Ia tidak hanya perkara Ibu Kota Negara (IKN) baru dan IKN lama, atau menata kota-kota yang tahun 2035 bakal dihuni oleh dua per tiga penduduk Indonesia, atau menyelesaikan konflik pusat vs daerah yang berlarut-larut di Papua. Bahkan, juga bukan sekedar menaikkan gaji kepala desa dan meningkatkan jumlah dana desa dari satu miliar menjadi lima miliar per desa.


  • Kemendagri Dorong Pembangunan Flyover di Kabupaten Lebak Guna Urai Kemacetan Kemendagri Dorong Pembangunan Flyover di Kabupaten Lebak Guna Urai Kemacetan Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah II Ditjen Bina Pembangungan Daerah Kemendagri menggelar rapat audiensi bersama Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, PFID Kementerian PUPR, Direkotrat Transportasi Bappenas, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Lebak, PT KAI, dan PT KCI untuk membahas tentang usulan Pemerintah Kabupaten Lebak kepada pemerintah pusat untuk membangun flyover pada tiga titik perlintasan kereta api yang kerap menyebabkan kemacetan di Kabupaten Lebak.


  • Kemendagri Dukung Penyelamatan Danau Prioritas Kemendagri Dukung Penyelamatan Danau Prioritas Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri menghadiri rapat koordinasi pemantauan capaian program dan kegiatan penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional, Kamis (16/11/2023) di Hotel Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta