merdekanews.co
Kamis, 12 September 2019 - 15:50 WIB

Kepala Daerah di Papua Kecewa Maklumat MRP, Picu Eksodus Ratusan Mahasiswa

Hadi Siswo - merdekanews.co
Bupati Puncak Willem Wandik, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, dan Bupati Paniai Meki Mawipa sesalkan eksodus mahasiswa karena keluarnya MRP

Jakarta, MERDEKANEWS - Kepulangan ratusan mahasiswa Papua karena terprovokasi maklumat Majelis Rakyat Papua (MRP) sangat disesalkan kepala daerah. Maklumat yang dikeluarkan pada pada 21 Agustus 2019 itu mendorong para mahasiswa tersebut pulang kampung meninggalkan tempat belajarnya.

Untuk meredam provokasi tersebut, tiga kepala daerah di Papua yaitu, Bupati Puncak Willem Wandik, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, dan Bupati Paniai Meki Mawipa harus mengeluarkan imbauan tidak terpancing hoaks eksodus.

Para bupati tersebut meminta agar mahasiswa Papua asal daerahnya tidak terpancing untuk pulang kampung dan tetap melanjut proses belajar di perguruan tinggi masing-masing. Sedangkan untuk mahasiswa yang sudah terlanjur pulang agar segera kembali melanjutnya kuliahnya di kota studi masing-masing. 

''Seluruh mahasiswa asal Kabupaten Puncak untuk tidak terprovokasi terhadap isu eksodus mahasiswa dari seluruh Jawa, Bali, Makassar dan Manado. Jangan terpancing hoaks. Pemerintah sudah berhasil meredam situasi di Papua dan Papua Barat menjadi kondusif,'' kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/9/2019). 

Willem menambahkan, mahasiswa diminta tetap melanjutkan studi di tempat semula sebagaimana biasanya sampai dengan selesai. Tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa seluruh mahasiswa yang pulang ke Papua dapat ditampung dan melanjutkan perkuliahan di perguruan tinggi di Papua.

Tidak berbeda dengan Bupati Puncak, Bupati Mimika Eltinus Omaleng memastikan, pemerintah menjamin keamanan dan kenyaman mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika di tempat studi masing-masing. Apabila terjadi hal-hal yang mengintimidasi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Mimika dalam proses perkulihaan selanjutnya, maupun aktivitas lainnya sebagainya biasanya agar segera melaporkan kepada Bupati Mimika atau pihak berwajib setempat.

''Permasalahan rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, dan Semarang yang memicu terjadinya demonstrasi diikuti tindakan anarkis di Papua dan Papua Barat telah diambil tindakan tegas oleh pemerintah,'' jelas Eltinus.

Sedangkan, Bupati Paniai Meki Mawipa mengingatkan, pemerintah daerah tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa Papua untuk pulang kampung. Termasuk  juga anggaran untuk mengembalikan mahasiswa ke tempat studi masing-masing.

''Tugas mahasiswa Papua adalah untuk belajar dan menyelesaikan perkuliahan dengan sebaik-baiknya. Jangan ada yang terpancing hoaks. Situasi sudah kondusif dan jaga situasi selalu damai,'' pungkas Meki. (Hadi Siswo)