merdekanews.co
Jumat, 30 Agustus 2019 - 06:47 WIB

Federasi Organisasi Insinyur se-ASEAN Beri Jokowi Penghargaan

MUH - merdekanews.co
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar bersama Pengurus Besar Pusat PII di Jakarta

MERDEKANEWS- ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) yang terdiri dari Organisasi insinyur dari 10 negara ASEAN memberi penghargaan tertinggi kepada Presiden Jokowi. 

The AFEO Distinguished Honorary Patron Award rencananya diberikan bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi Organisasi Insinyur se-ASEAN ke-37 (Cafeo-37) di Jakarta, 11- 14 September mendatang. 

Chairman AFEO yang juga Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan, ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan pada kepala negara. Karena jasa dan kontribusinya terhadap profesi insinyur dan bidang keteknikan di negaranya masing-masing. 

“Berkat disahkannya Undang-Undang Keinsinyuran, kini profesi ini semakin kuat melangkah maju. Ini kontribusi yang luar biasa. Terhadap para insinyur tanah air yang bekerja nyata di balik setiap proyek infrastruktur. 

Masifnya pembangunan dan dampak positifnya, di negeri ini membuat Presiden mendapatkan apresiasi ini ” kata Heru di sela-sela pertemuan Pengurus Pusat PII dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, yang juga menjabat sebagai Dewan Penasehat PII di Jakarta, Kamis (29/8)

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen adalah penerima penghargaan yang sama sepanjang 37 tahun sejarah CAFEO. CAFEO 37, menurut Heru. Lebih dari sekadar acara seremoni tahunan.

Konferensi yang akan berlangsung 11 – 14 September 2019 di JIEXPO Kemayoran ini juga menjadi etalase kebanggaan. Yang menampilkan pencapaian pembangunan Indonesia kepada dunia internasional. 

“Karyakarya terbaik insinyur Indonesia akan ditampilkan di CAFEO37,” kata Heru. 

Terlepas tahun ini, tahun penting bagi insinyur Indonesia. Selain menjadi tuan rumah CAFEO, tahun ini momentum PII memulai langkah pertama menuju transformasi keinsinyuran pasca disahkannya UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran dan PP Nomor 25 Tahun 2019. 

Sebagai mitra pemerintah yang diberi mandat oleh UU, kata Heru, PII siap mendukung strategi pembangunan nasional dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). 

“Ibarat mau perang, kita harus tahu kekuatan, peralatan kita, berapa pasukan kita. Untuk itulah PII menyusun database insinyur pertama di Indonesia. Inventaris inilah yang akan menjadi dasar strategi membangun manusia insinyur Indonesia ke depan,” katanya. 

Sebagai langkah awal pelaksanaan komitmennya, PII membentuk Indonesia Accreditation Board of Engineering Education (IABEE). IABEE telah mengakreditasi 32 program studi teknik di Indonesia dengan standar international. Sehingga lulusannya disetarakan di mancanegara. Tak hanya itu, PII juga telah mulai mencetak insinyur-insinyur baru tanah air. 

Heru menambahkan, profesi insinyur kini tidak lagi menjadi monopoli mereka yang bergelar sarjana teknik. Kini, lulusan D4 keteknikan pun bisa menyandang gelar insinyur professional. Bahkan diakui di dunia internasional. 
  (MUH)