merdekanews.co
Senin, 20 Mei 2019 - 18:45 WIB

Antisipasi Macet Mudik, Sistem One Way Diberlakukan Mulai 30 Mei

Gaoza - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS  – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah mempersiapkan strategi untuk mengatur lalu lintas kendaraan di jalan Tol Trans Jawa. Usai meninjau kesiapan jalan tol di Gerbang Tol Cikarang Utama, Minggu (19/5) lalu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan ketentuan one way yang akan berlaku pada puncak arus mudik maupun balik selama periode Angkutan Lebaran 2019.

“Pemberlakuan sistem one way tersebut mulai dari KM 29 Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 262 Brebes Barat, berlaku mulai dari tanggal 30 Mei sampai 2 Juni. Kedua jalur yang ke arah Jawa maupun arah Jakarta maupun rest area yang ada di kedua sisi jalan dapat digunakan oleh pengendara yang akan ke arah Timur. Sementara itu untuk kendaraan yang menuju Jakarta akan dialihkan melalui jalan arteri Pantura dan dapat masuk kembali pada GT Cikarang Barat,” jelas Dirjen Budi mengenai sistem one way pada puncak arus mudik, Senin (20/5) pagi.

Lanjutnya, “Pada arus balik, mulai tanggal 8 Juni sampai dengan 10 Juni 2019, sistem satu arah kembali diberlakukan untuk ke arah Jakarta. Untuk arus balik ini mulai diberlakukan sejak KM 189 Palimanan sampai KM 29 Cikarang Utama,” tambah Dirjen Budi. Selepas GT Cikarang Utama, kondisi lalu lintas berlaku normal kembali untuk dua arah. Bagi pengguna jalan yang akan menuju Jawa Tengah akan diarahkan melalui jalan arteri Cikarang Barat menuju jalur Pantura dan dapat masuk kembali di jalan tol pada GT Plumbon sedangkan arah Bandung dapat masuk kembali melalui GT Sadang.

Dengan kebijakan baru ini, Dirjen Budi juga menjawab kekhawatiran masyarakat akan kurangnya jumlah rest area. “Jumlah rest area eksisting saat ini saya rasa sudah cukup untuk melayani pemudik nanti. Bagi masyarakat juga diharapkan untuk tidak melulu singgah hanya di rest area yang ada di tol. Masyarakat dapat mencoba untuk exit tol dan mencari rest area terdekat dari situ, saya kira dengan demikian jumlah rest area tetap cukup untuk melayani lonjakan pemudik,” ucap Dirjen Budi.

Dirjen Budi menyatakan bahwa perekonomian masyarakat di jalan non tol agar tetap berjalan, hal ini memang telah menjadi salah satu perhatiannya saat membuat kebijakan. “Sesuai dengan arahan Bapak Presiden kepada Menteri Perhubungan, Presiden ingin agar perekonomian rakyat tetap berjalan baik. Saya kira dengan adanya one way nanti akan bayak juga masyarakat pakai jalan negara atau jalan arteri,” jelas Dirjen Budi.

Bagi pengguna jalan tol, Dirjen Budi juga mengimbau untuk mencegah penumpukan kendaraan pada satu Gerbang Tol (GT) saja. “Bagi yang tujuannya ke Bumiayu, Ajibarang, Purwokerto, Majenang, dan Cilacap dapat keluar di Ciledug dan Pejagan. Sementara yang ingin ke Belik, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen dapat keluar di Brebes Barat, Brebes Timur, Adiwerna, dan Gandulan,” jelas Dirjen Budi.


*MUDIK TANPA SEPEDA MOTOR*

Kecelakaan lalu lintas di jalan raya merupakan penyebab ke-2 terbesar di dunia yang mengakibatkan banyaknya korban meninggal dunia, dimana terdapat 4 perilaku utama penyebab dengan rata-rata dalam setiap 1 jam terdapat 4 orang meninggal dunia dengan 72% kecelakaan lalu lintas di Indonesia melibatkan sepeda motor. Oleh karena tingginya angka kecelakaan pengendara sepeda motor ini, Ditjen Perhubungan Darat secara aktif mendorong masyarakat untuk tidak mudik dengan sepeda motor.

“Harus disadari bahwa masih banyak perilaku berlalu lintas dari masyarakat kita yang tidak berkeselamatan, 4 penyebab utamanya adalah berbonceng sepeda motor lebih dari 2 orang, tidak menggunakan helm, menggunakan handphone saat mengemudi dan tidak menggunakan sabuk keselamatan sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang menimbulkan korban, baik luka-luka maupun meninggal dunia. Karena itu saya minta bagi para pemudik untuk tidak melihat sepeda motor sebagai salah satu moda untuk mudik. Maka dari itu kami sediakan juga program mudik gratis supaya dapat mengurangi pemudik dengan sepeda motor,” imbau Dirjen Budi.

Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, pada pemudik yang berasal dari Jabodetabek akan mudik dengan sepeda motor sebanyak 6,3% (942.621 orang) atau turun sebanyak 0,3% dari tahun 2018 lalu. Meski demikian, Ditjen Hubdat tahun ini menambah jumlah kuota mudik gratis dengan bus maupun kapal Ro-Ro untuk menampung masyarakat yang berminat pulang kampung namun tetap membawa sepeda motornya sampai ke kampung halaman.

Khusus untuk mudik gratis dengan bus tujuan 40 kota telah habis kuotanya. Sementara untuk mudik gratis dengan kapal penyeberangan/ kapal Ro-Ro ada untuk 2 kota tujuan yaitu Lampung dan Semarang. “Kami juga mendapatkan tambahan bantuan 1 armada kapal dari TNI AL yang dapat digunakan untuk mudik gratis sehingga masyarakat yang ingin mendaftar masih bisa ditampung,” ucap Dirjen Budi.

Keberangkatan kapal Ro-Ro untuk mudik gratis pada 1 Juni 2019, jurusan Semarang akan berangkat pada pukul 09.00 dan 12.00 serta tujuan Lampung berangkat pada pukul 17.00. Untuk semua kapal ini akan berangkat dari Dermaga Ex President, Tanjung Priok Jakarta. (Gaoza)