merdekanews.co
Rabu, 03 April 2019 - 05:00 WIB

Dahlan Iskan: Modal Babi

*** - merdekanews.co

Aneh. Justru Amerika Serikat yang kini blingsatan dengan modal asing. Yang bicara pun bukan lagi dari Partai Republik. Justru tokoh Partai Demokrat. Yang sudah begitu pede-nya: akan maju sebagai calon presiden. Itulah Elizabeth Warren. Politikus kawakan. Yang sudah banyak periode menjadi anggota kongres. Dari dapil di Massachusetts.

Elizabeth akan menggalang lahirnya UU pembatasan modal asing. Khususnya di bidang pertanian. Dan peternakan. Apalagi kalau dia jadi presiden. Menggantikan Donald Trump nanti.

"Sekarang ini," kata Elizabeth, "tanah pertanian yang dikuasai asing sudah sangat besar. Kalau disatukan sudah seluas negara bagian Virginia."

Elizabeth menunjuk tiga perusahaan besar asing. Yang sudah menguasai tanah pertanian Amerika: HW Group dari Tiongkok, Bayer dari Jerman dan JBS SA dari Brazil.

HW Group adalah perusahaan peternakan babi. Terbesar di Tiongkok. Yang sejak dulu sudah dipersoalan. Kini akan diungkit lagi. Dulu tidak berhasil membendungnya. Kini akan diusahakan lagi. 

Bayer perusahaan pupuk dan pestisida terbesar di Eropa. Bayer akan lebih merajalela kalau sampai jadi merger dengan Monsanto. Perusahaan bidang pertanian terbesar di  Amerika. "Merger Bayer dan Monsanto harus digagalkan," ujar Elizabeth.

JBS SA adalah perusahaan daging terbesar di Brazil. Yang juga agresif masuk Amerika. 

Tapi yang paling menarik yang dari Tiongkok itu. Masuknya grup Tiongkok itu sebenarnya sudah dipersoalan lama. Negosiasinya saja empat tahun.

Tapi harga akhir yang ditawarkan HW Group begitu fantastis:  USD 4,7 miliar. Sekitar Rp 60 triliun. Atau 30 persen lebih tinggi dari harga premium. Bahkan kalau ditotal dengan kewajiban utang mencapai Rp 100 triliun.

Siapa yang tidak ngiler. Pun Joseph Luter IV, generasi ketiga Smithfield Foods Inc, Virginia. Luter berubah mata: menjadi hijau.

Memang untuk transaksi sebesar itu harus ada izin pemerintah Amerika. Apalagi di bidang pertanian/peternakan. Yang mendapat perlindungan khusus.

Yang membuat pemerintah akhirnya mengizinkan adalah: transaksi ini bisa meningkatkan ekspor Amerika. Tidak mungkin Tiongkok ekspor babi ke Amerika. Kebutuhan babi dalam negerinya saja tidak pernah reda. Kesukaan orang Tiongkok akan babi guling, kaki babi, dan daging babi yang antara daging dengan lemak tebalnya berlapis-lapis itu terus meningkat. Apalagi daya beli daging juga terus meningkat.

Maka transaksi itu pun diizinkan. Inilah modal asing Tiongkok terbesar di Amerika. Mengalahkan transaksi Wanda Group dari Dalian. Yang masuk ke Hollywood. Yang hanya separonya.

Terjadilah sudah. Lima tahun sudah. Perusahaan babi terbesar di Amerika dibeli perusahaan babi terbesar di Tiongkok. Jadilah perusahaan babi terbesar di dunia: memotong 15 juta babi per tahun. Ditambah babi dari peternakan lain: 27 juta babi per tahun.

Itulah akhir perjalanan panjang sebuah perusahaan Amerika. Yang didirikan tahun 1936. Begitu bersejarahnya. Sukses besar pula. Toh akhirnya jatuh ke Tiongkok.

Pendiri Smithfield itu adalah kakek Luter IV. Namanya Joseph Smith Luther Sr. 

Sang kakek dulunya pegawai perusahaan babi. Keluar. Bikin usaha sendiri. Kecil-kecilan. Beli tetelan babi untuk dipotong-potong. Dibungkus. Lalu dijual.

Di tangan anaknya perusahaan kian besar. Bikin pabrik di kota kecil Smithfield. Di negara bagian Virginia. Negara bagian ini sangat subur. Terkenal sebagai penghasil kapas, tembakau dan karet. Di zaman dulu. Saya sudah  beberapa kali muter-muter di seluruh pelosok negara bagian ini. Menyenangkan.

Nama kota kecil itu pun sekaligus dijadikan nama perusahaan. 

Di tangan generasi ketiga kian sukses lagi. Produksi kotoran babinya saja mencapai 4,7 miliar kilogram. Dijual sebagai pupuk organik.

Di seberang samudera sini kisah sukses HW Group juga tidak kalah menarik. Begitulah umumnya perusahaan besar di Tiongkok. Bermula dari perusahaan daerah. Memang, di zaman Mao Zedong perorangan tidak boleh memiliki usaha. Warung-warung kecil pun harus milik BUMD. Atau BUMN.

Karena jumlah perusahaan negara di sana berjuta-juta. 

Itulah bencana masa lalu Tiongkok. Yang membuat ekonomi negara itu gagal.

Ketika Deng Xiaoping menggantikan Mao Zedong sistem ekonomi diubah menjadi kapitalis.

Semua perusahaan daerah dilepas. Toh sudah tidak kuat membayar gaji. Diserahkan kepada manajemen yang sedang menanganinya.

Hanya perusahaan-perusahaan bidang strategis yang dipertahankan.

Saat itu Wang Long menjabat direktur utama Luohe. Perusda milik Pemda Luohe. Di bidang peternakan babi. 

Pun kondisi perusahaan lagi buruk. Terus merugi. Luohe termasuk dalam program Deng Xiaoping. Dilepas menjadi milik manajemennya. 

Sejak Wang Long (万隆) diberi kebebasan Luohe maju pesat. Berkembang menjadi perusahaan babi terbesar di Tiongkok.

Letak kota Luohe ini di selatan ibukota Provinsi Henan, Zhengzhou. Tidak jauh dari Kabupaten Xinzheng (新郑). Yang dikenal sebagai tanah asal usul orang Tionghoa.

Kisah perkawinan babi Tiongkok dan babi Amerika ini akan terus jadi pusat perhatian. Skalanya maupun kedaulatannya.

Babi ternyata terkait juga dengan ideologi.  (***)






  • Dahlan Iskan: GA-Nose GeNose Dahlan Iskan: GA-Nose GeNose JARANG ada pejabat baru yang hari kerja pertamanya seperti komisaris utama Garuda Indonesia ini: Timur Sukirno.


  • Dahlan Iskan: Baik-Baik Saja Dahlan Iskan: Baik-Baik Saja TERNYATA yang sedang menjabat direktur utama itu yang benar: Garuda baik-baik saja. Sampai sekarang. Masih bisa terbang.


  • Dahlan Iskan: Godaan Oksigen Dahlan Iskan: Godaan Oksigen PINTAR bisa kalah oleh hoki. Sekarang ini. Ambisi juga kalah oleh takdir. Tapi, ini bukan hanya nasib Sumatera. Ini nasib kita semua –sedunia.