Bogor, MERDEKANEWS - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memastikan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 bisa mencapai 5,4%. Asalkan tidak terjadi pergolakan geopolitik yang terlalu masif. Mudah-mudahan bukan angin surga.
"Pertumbuhan 5,4 persen adalah angka yang achievable melihat perkembangan saat ini, dengan asumsi tidak terjadi geopolitik yang sangat frontal dan masif," kata Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Adriyanto di Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/12/2017).
Adriyanto menjelaskan, kondisi ekonomi pada 2018 akan sangat dipengaruhi kinerja ekspor. Diharapkan bisa lebih baik ketimbang 2017. Terkait isu proteksionisme Presiden AS Donald Trump, diyakini tidak berdampak besar.
Meski demikian, isu proteksionisme AS itu, tetap saja perlu terus dicermati dan diantisipasi. Hingga kini, isu proteksionesme AS tetap menjadi momok bagi perdagangan internasional serta China, yang menjadi mitra dagang utama bagi Indonesia.
"Kalau terjadi sesuatu di AS, perdagangan perlu diperhatikan, terutama perdagangan antara AS dengan China. Dampaknya ke Indonesia memang tidak terasa langsung, tapi China adalah partner utama kita dalam perdagangan," ujar Adriyanto.
Selain itu, kontribusi pertumbuhan ekonomi pada 2018 bisa berasal dari sektor investasi yang tercatat mulai tumbuh di 2017 dan terus memberikan dampak seiring dengan membaiknya persepsi investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Beberapa sumber investasi tersebut antara lain belanja modal BUMN serta investasi di pasar modal dan non perbankan lainnya seperti dari penerbitan obligasi ritel yang bisa memperkuat struktur pasar keuangan dan meningkatkan investasi dalam negeri.
"Kita juga harapkan penerbitan paket kebijakan hingga 16 jilid untuk perizinan bisa ikut mendorong investasi tumbuh pada 2018," tambah Adriyanto.
Namun, hal terpenting lainnya yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan terus menjaga keyakinan investor terhadap kondisi ekonomi domestik melalui perbaikan fundamental ekonomi agar tidak goyah dalam menghadapi tekanan global.
"Pemerintah bisa terus menjaga keyakinan bahwa reformasi yang dilakukan bisa menjadi modal sehingga kondisi pasar keuangan bisa semakin baik dan memberikan kepercayaan untuk mendorong investasi yang sifatnya tidak konvensional lebih luas," ujar Adriyanto.
Masih kata Adriyanto, proyeksi pertumbuhan 5,4% di 2018 mengacu kepada pergerakan ekonomi 2017 yang diramalkan bisa menclok di kisaran 5,1% hingga 5,2%. Masalahnya kalau angkanya lebih rendah maka proyeksi 2018, ya ikutan cebol.
#Kemenkeu#Perekonomian2018#MenkeuSMI# (setyaki purnomo)
-
Sambangi Menko Airlangga, Tony Blair Optimis Kawasan Asia Tenggara Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tingkat inklusi keuangan Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2023 tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7%. Selanjutnya Indonesia menetapkan target inklusi finansial sebesar 90% pada tahun 2024
-
Kemenperin: Beli Produk Industri Lokal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Nasional keberhasilan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) telah memberikan dampak yang luas terhadap penguatan struktur manufaktur dan pertumbuhan ekonomi nasional
-
Korsel Gali Potensi Pertumbuhan Ekonomi Digital RI Lewat The Bell Global Investment Roadshow Potensi ekonomi digital Indonesia, yang juga didukung dengan potensi kawasan ASEAN, diperkirakan meningkat menjadi US$330 miliar pada tahun 2025, dan kemudian meroket hingga US$1 triliun pada tahun 2030
-
Industri Pengolahan Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Tahun 2023 Industri Pengolahan Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Tahun 2023
-
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV 2023 Tumbuh Sebesar 5,04 Persen Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik