merdekanews.co
Sabtu, 09 Maret 2019 - 13:45 WIB

Dubes Swiss Dorong Investasi Masuk

Kepincut Bangun Pabrik KA di Banyuwangi, Stadler Rail Rogoh US$210 Juta

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Produsen kereta api (KA) asal Swiss, Stadler Rail Bersama PT INKA merencanakan pabrik KA di Banyuwangi, Jawa Timur. Ini kabar baik khususnya bagi PT INKA menuju industri kereta api global.

Rencana ini diutarakan pemilik perusahaan Stadler Rail dalam serangkaian pertemuan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menko Maritim Luhut B Pandjaitan di Jakarta Rabu (6/3/2019).  

Dalam rilis kepada media di Jakarta, Sabtu (9/3/2019), pemilik Stadler Peter Spuhler serta sejumlah petinggi Stadler didampingi Duta Besar RI Bern, Muliaman D Hadad.  Pimpinan PT Inka dan Ketua Komite Indonesia Swiss Asian Chamber of Commerce, ikut serta dalam pertemuan dengan para menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Stadler Rail dan PT Inka akan membangun joint venture di Banyuwangi untuk memproduksi kereta api regional, light rail vehicle dan kereta dalam kota atau Metro. Pembangunan dimulai 2020 dengan kapasitas 250 unit per tahun. Dan pada 2025 kapasitas produksi bisa digenjot menjadi 500 unit per tahun dan 1.000 unit per tahun pada 2030.
Nilai investasi Stadler dalam proyek ini mencapai US$210 juta.

Dalam strategi pendayagunaan sumber domestik, pihak Stadler menjelaskan, beberapa tahapan yang akan dilalui. Tahap pertama selama dua tahun adalah rekrutmen tenaga kerja domestik, pembangunan supply chain dan perencanaan pembangunan. Hal ini dilanjutkan dengan progran train the trainer, penngenalan budaya kerja Stadler dan kemampuan membangun jaringan.

Pengiriman staf inti Stadler ke Indonesia adalah tahap berikutnya, mereka ini akan kembali ke Swiss setelah staf Indonesia dalam menjalankan operasi pabrik sepenuhnya.

Pihak Stadler juga memaparkan target market hasil produksi Stadler dan INKA ini, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia yaitu ke negara Asia lainnya dan Pasifik serta Afrika Sub Sahara."Tidak hanya hanya kebutuhan domestik yang tinggi, produksi Stadler Inka ini juga dapat dipasarkan di pasar ASEAN, Australia dan negara negara Afrika" ujar Duta Besar RI Bern, Muliaman D Hadad.

Hubungan historis Indonesia dengan Afrika merupakan nilai tambah dalam mempermudah pemasaran produksi Stadler Inka ke Afrika. Kebutuhan akan sarana transportasi darat merupakan salah satu fokus pembangunan infrastruktur Indonesia.

Hal itu disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno ketika berdiskusi dengan Stadler. "Inka telah memainkan peran penting dalam memasok kebutuhan kereta api di Indonesia, adanya keterlibatan mitra asing yang mempunyai teknologi tinggi akan meningkatkan kapasitas PT Inka dalam memenuhi kebutuhan transportasi darat Indonesa," kata Rini.

Dia menekankan pentingnya program pendidikan vokasi yang melibatkan dunia industri untuk mencetak generasi kerja siap pakai.Sedangkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam diskusi dengan delegasi Stadler, menyatakan, Indonesia akan dapat memberikan fasilitas tax holiday jika nilai investasi lebih dari US$200 juta. Fasilitas lebih lanjut diberikan jika Stadler membangun fasilitas pendidikan vokasi, khususnya vokasi perkeretaapian.

Menteri Luhut juga menyatakan bahwa investasi Stadler dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan membangun talent di bidang perkeretapian akan mendorong daya saing ekonomi Indonesia. Pimpinan Stadler dan Dirut PT INKA telah menandatangani Head of Statement untuk membangun pabrik  di Banyuwangi. Penandatanganan ini dilakukan dihadapan Bupati Banyuwangi Azwar Anas pada tanggal 7 Maret 2019.

Investasi Stadler di Indonesia merupakan tindak lanjut dari pendekatan kepada Stadler yang dilakukan Duta Besar Muliaman Hadad dan Ketua Komite Indonesia SACC Jesse NG dari Bajak GmbH. Pihak PT INKA juga telah mengunjungi Stadler di Bussnang, Swiss dan delegasi Stadler telah bertemu dengan pimpinan INKA dan meninjau fasilitas pabrik INKA di Madiun.

  (Setyaki Purnomo)