merdekanews.co
Jumat, 08 Maret 2019 - 18:09 WIB

Start Up Ini Kebagian Berkah dari SMS Sampah

Hasan Sumantri - merdekanews.co

Bandung, MERDEKANEWS - Kita seringkali kesan ketika mendapat pesan pendek alias short mesaages service (sms) berisikan iklan, penawaran produk dan jasa. Kini, SMS berkategori sampah atau spam itu, ternyata bisa jadi duit. Lho kok bisa?

Adalah Bagidata, sebuah startup atau perusahaan rintisan digital binaan internal PT Telkom (Persero), Digital Amoeba, berhasil mengumpulkan pendapatan hingga ratusan juta rupiah dari SMS sampah. "Kami itu tercipta dari kekesalan karena sms spam. Jadi kekesalan ini malah jadi peluang bisnis bagi kami," kata CEO Bagidata, Ikhwan Reza di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/3/2019).

Ikhwan mengatakan, layanan Bagidata ini, terisnpirasi dari kebingungan saat menerima SMS spam. Ya, karena pemilik telepon genggam tak pernah memberikan nomor ponselnya kepada tenaga pemasaran. "Jadi dengan Bagidata, justru pemilik nomor ponsel dengan sadar menyerahkan datanya yang kemudian mendapatkan keuntungan dari data mereka. Keuntungannya berupa poin dan uang yang langsung bisa ditarik ke rekening mereka," papar Ikhwan.

Selain oleh Ikhwan, perusahaan ini digawangi Risky Gelar Maliq (Chief Product Officer), Adilla Kasandra (Chief Marketing Officer), dan Dindin Zaenudin (Chief Technical Officer).

Menurut Ikhwan, Bagidata justru ingin menyadarkan masyarakat bahwa data pribadi itu berharga sekaligus pengguna internet berhak mendapatkan sesuatu dari data mereka. Hal ini, kata dia, dikarenakan selama ini data pengguna internet diperoleh tanpa izin, tricky, dan diam-diam.

Ia percaya setiap orang berhak mengontrol data mereka dan atas pemikiran itu, saat ini sudah tersedia dua layanan Bagidata yakni permission-based marketing dan applicant profiling.

Permission-based marketing adalah pemilik data dapat memberikan data media sosial, struk belanja, tiket pesawat, dan lainnya, yang ketika mereka mendapat promosi, maka pemilik akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang dan poin. Saat ini sudah ada 18 ribu lebih pengguna layanan tersebut.

Sedangkan applicant profiling adalah layanan dalam membantu perusahaan melihat lebih dalam dari data media sosial yang sudah diberikan pelamar di perusahaannya. Dengan melihat analisis sentimen dan perilaku, maka perusahaan dapat mengenal calon yang paling tepat dan sesuai dengan nilai-nilai perusahaannya.

"Untuk permission-based marketing, kami menargetkan millenial, jadi mereka tinggal unduh layanan kami di Google Play Store. Sementara target applicant profiling tentu saja perusahaan-perusahaan, yang kini sudah ada klien dari perusahaan telekomunikasi, startup travel, entertainment, kuliner, sosial, dan lainnya," katanya.

Bagidata menargetkan untuk menjadi perusahan big data terkemuka untuk layanan personal profiling sehingga masyarakat peroleh manfaat dari data personalnya. Perusahaan rintisan itu menargetkan 100.000 pengguna pada 2019. [tar]

  (Hasan Sumantri)