Mataram, MERDEKANEWS - Lantaran mahalnya tiket pesawat dirasakan menghambat pemulihan sektor pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pasca bencana gempa bumi.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Faozal di Mataram, NTB, Minggu (27/1/2019). Saat ini, sektor pariwisata di NTB sedang berupaya bangkit setelah sempat lesu pada pertengahan hingga akhir 2018 akibat dampak gempa bumi.
Sejumlah upaya akan dilakukan NTB seperti menggelar even pariwisata berskala nasional seperti Festival Pesona Bau Nyale pada 17 Januari hingga 25 Februari mendatang. Faozal mengharapkan, penyelenggaraan even pariwisata mampu kembali menggairahkan dunia pariwisata Lombok, termasuk para pelaku UMKM yang juga bergantung pada sektor pariwisata tersebut.
Terkait harga tiket pesawat yang tinggi, kata Faozal, Pemprov NTB tentu akan melakukan sejumlah langkah dengan mendorong maskapai menurunkan harga tiket pesawat agar lebih terjangkau. "Tentu kita tidak berdiam diri dengan harga tiket, kita akan bicara dengan manajemen maskapai terkait hal ini," ujar Faozal.
Meski begitu, lanjut Faozal, Pemprov NTB hanya mampu mendorong manajemen maskapai untuk meninjau kembali harga tiket pesawat ke Lombok.
Pemerintah pusat, kata dia, dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga memberikan perhatian serius terhadap persoalan harga tiket pesawat. "Soal ini memang menyangkut kebijakan pusat, Pak menteri (pariwisata) juga sangat concern dengan monitor harga tiket pesawat dari berbagai daerah ke Lombok," ucap Faozal.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esty Reko Astuty mengatakan, tingginya harga tiket pesawat tentu akan berdampak pada sektor pariwisata, termasuk juga Lombok.
Dampaknya, kata dia, semakin meluas karena menyasar pada industri perhotelan, restoran, UMKM, hingga jasa transportasi lantaran sepinya kunjungan wisatawan. "Kalau (kunjungan) wisatawan turun tentu semuanya juga akan menurun, kita (Kemenpar) juga tidak diam karena kita yang merasakan," kata Esty.
Esty melanjutkan, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan industri maskapai agar meninjau kembali harga tiket pesawat yang lebih ramah bagi wisatawan, meski di sisi lain, dia juga memahami kondisi manajemen maskapai terkait perhitungan bisnis.
"Masalahnya ototritas bukan di (kementerian) pariwisata, tapi di perhubungan, kita cuma mendorong. Pak menteri sudah coba melobi dan koordinasi dengan kementerian dan industri (maskapai) spal harga tiket untuk sektor pariwisata bisa (lebih) layak lah," lanjut Esty. (Hasan Sumantri)
-
BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Kebijakan Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 BRI juga telah menerapkan langkah antisipatif merespon berakhirnya relaksasi restrukturisasi Covid pada bulan Maret 2024, dimana BRI telah menyiapkan soft landing strategy
-
Pemerintah Gandeng Kadin Kembangkan Model Link and Match SMK dan Industri Pariwisata Tujuan dari kebijakan ini adalah memfasilitasi kerjasama yang kuat antara SMK dan industri pariwisata dalam pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. Hal ini bertujuan agar lulusan SMK dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri
-
Jelang Restrukturisasi Kredit COVID-19 Berakhir, BRI Siapkan Strategi Pencadangan Memadai BRI akan tetap memastikan tersedianya sumber pertumbuhan baru, terutama datang dari segmen ultra mikro, yang kedua adalah memastikan kecukupan modal untuk meng-cover pertumbuhan bisnis secara sustain di tahun 2024 ini
-
Restrukturisasi Mesin Bantu Tingkatkan Produktivitas Industri Furnitur Pada tahun 2024, anggaran yang dialokasikan untuk program restrukturisasi mesin/peralatan industri ini sebesar Rp7,5 Miliar dengan target peserta 10 perusahaan industri
-
Gresini Racing Diharapkan Perkuat Promosi Pariwisata dan Jenama Indonesia Sandiaga menuturkan kolaborasi ini juga diharapkan bisa menjadi momentum untuk mengembangkan potensi pariwisata Indonesia, khususnya wisata otomotif dan wisata olahraga