Jakarta, MERDEKANEWS - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menjamin keuangan perusahaan aman meski tarif dasar listrik (TDL) tak naik hingga akhir 2019.Padahal, tarif setru, non subsidi bergantung harga minyak dan inflasi. Mudah-mudahan semuanya benar-benar tak naik.
Sofyan menjelaskan, hal itu karena nilai kurs rupiah yang membaik. Kemudian, inflasi seperti dirilis oleh BPS yang terjaga. Untuk itu, keuangan PLN tak terganggu dengan tidak dinaikannya TDL.“Kita lihat sekarang kurs membaik, inflasi terjaga, harga batubara sudah mau normal, ICP juga, ini kan luar biasa buat kami,” kata Sofyan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Menurut Sofyan, masa-masa sulit PLN sudah dilewati ketika kurs memburuk, harga batu bara melambung, dan harga minyak Indonesia atau ICP yang tinggi. Nah, dimasa itu saja PLN tak menaikan tarif.“Yang begitu berat saja kami masih aman, secara operasional, sekarang ya pasti lebih aman,” kata dia.
Kedepan, perusahaan akan meneruskan program yang pro kepada rakyat. “Yang kemungkinan besar kita akan buka kembali adalah tambahan daya gratis,” ujar dia.
Diketahui, Tarif Daftar Listrik (TDL) dinyatakan tidak akan naik sampai Maret 2019 oleh Kementerian ESDM. Hal tersebut diambil seiring dengan evaluasi harga setiap triwulan merujuk yang pada Peraturan Menteri ESDM No. 41 Tahun 2017.
Dalam aturan disebutkan apabila terjadi perubahan terhadap asumsi makro ekonomi yakni kurs, Indonesian Crude Price/ICP, dan inflas yang dihitung secara triwulanan, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap tarif tenaga listrik (tariff adjustment).
"Pada awal tahun 2019 Kementerian ESDM memutuskan tidak ada kenaikan tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi untuk periode Januari-Maret 2019. Penetapan ini tertuang dalam surat ke PT PLN (Persero) tanggal 31 Desember 2018," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Agung menerangkan pada September hingga November 2018, parameter ekonomi makro rata-rata per tiga bulan menunjukan perubahan. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi Rp14.914,82/US$, nilai Indonesian Crude Price (ICP) menjadi US$71,81/Barrel, dan tingkat inflasi rata-rata 0,12%.
Berdasarkan perubahan parameter tersebut, seharusnya penyesuaian tarif tenaga listrik mengalami kenaikan jika dibandingkan yang berlaku sebelumnya. Namun, Pemerintah mempertahankan agar tarif listrik tidak naik.
"Tarif listrik tidak naik untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung stabilitas ekonomi nasional," ujarnya.
Berikut tarif tenaga listrik Triwulan I/2019:
- Rp997/kWh untuk pelanggan tegangan tinggi, yaitu I-4 Industri besar dengan daya 30 MVA ke atas;
- Rp1.115/kWh untuk pelanggan tegangan menengah, yaitu B-3 Bisnis besar dengan daya di atas 200 kVA dan P2 Kantor Pemerintah dengan daya di atas 200 kVA;
- Rp1.467/kWh untuk pelanggan tegangan rendah, yaitu R-1 Rumah tangga kecil dengan daya 1300 VA, R-1 Rumah tangga kecil dengan daya 2200 VA, R-1 Rumah Tangga menengah dengan daya 3.500-5.500 VA, R-1 Rumah tangga besar dengan daya 6.600 VA ke atas, B-2 Bisnis menengah dengan daya 6.600 VA sd 200 kVA, P-1 Kantor Pemerintah dengan daya 6.600 VA sd 200 kVA, dan Penerangan Jalan Umum;
- Rp1.645/kWh untuk pelanggan Layanan Khusus;
- Rp1.352/kWh untuk rumah tangga daya 900 VA (R-1/900 VA-RTM) (belum diterapkan tariff adjustment).
Adapun tarif tenaga listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi lainnya juga tidak mengalami perubahan, besaran tarifnya tetap. Dua puluh lima golongan pelanggan ini tetap diberikan subsidi listrik, termasuk di dalamnya pelanggan yang peruntukan listriknya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bisnis kecil, industri kecil, dan kegiatan sosial. (Hasan Khusaeri)
-
Ketua KPU RI Dilaporkan ke DKPP, Hasyim Asyari Umbar Rayuan Gombal Hingga Diduga Lakukan Tindak Asusila Hasyim dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu terkait dugaan tindakan asusila terhadap panitia penyelenggara luar negeri (PPLN)
-
Dirut PLN Inspeksi SPKLU Jalur Mudik, Pastikan 1.299 Unit Se-Indonesia Siaga Layani Pengguna Mobil Listrik PLN menambah 175 unit SPKLU yang tersebar di berbagai titik jalur mudik Jawa dan Sumatra. Sehingga secara nasional, terdapat 1.299 unit SPKLU di 879 lokasi yang siap melayani pengguna mobil listrik di seluruh Indonesia
-
Menteri Arifin Minta PLN Perbanyak SPKLU Kendaraan Listrik di Jalur Utama Pemudik Infrastruktur tuh harus ada dulu, supaya orang bisa nyaman kalau mau pergi jauh. PLN sudah mempunyai SPKLU yang cukup banyak, tapi kurang banyak dan mesti diperbanyak lagi. Sekarang kan ada sekitar 1.200 SPKLU, kalau bisa sih sampai 5.000 SPKLU
-
PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit Cluster Sulawesi-Maluku PLN telah memiliki strategiĀ Accelerated Renewable Energy DevelopmentĀ (ARED). Dalam skema transisi energi ini, nantinya sumber listrik PLN akan bersumber dari 75% pembangkit yang bersumber dari energi terbarukan dan 25% bersumber dari pembangkit gas
-
PLN Siagakan 1.124 SPKLU Tersebar untuk Para Pemudik PLN bersama mitra telah menyiapkan SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total sebanyak 1.124 unit. Bahkan, khusus untuk jalur mudik utama seperti tol Trans Sumatra-Jawa akan ada tambahan 100 unit SPKLU