Jakarta, MERDEKANEWS - Enam tahun bertengger di posisi puncak, Jim Yong Kim akhirnya memutuskan mundur. Selanjutnya, Kristalina Georgieva ditunjuk sebagai Presiden Bank Dunia per 1 Februari 2019.
Atas mundurnya Kim, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang pernah menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia memberikan pandangan. Dia berharap, pengganti Kim bisa meneruskan perjuangan Bank Dunia dalam pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan dunia.
"Indonesia sebagai salah satu anggota Bank Dunia mengharapkan lembaga ini tetap bisa dijaga dari sisi misi untuk mengurangi kemiskinan di seluruh dunia dan terus meningkatkan pemerataan kesejahteraan," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Sri Mulyani meminta Bank Dunia tetap konsisten untuk mengurangi angka kemiskinan dan menjaga tingkat kesenjangan global melalui berbagai upaya pembangunan karena saat ini persoalan sosial tersebut sangat relevan di berbagai negara.
Meski demikian, ia menghormati keputusan mantan koleganya tersebut yang dikabarkan segera bergabung pada perusahaan atau sektor swasta yang bergerak pada peningkatan investasi infrastruktur di berbagai negara berkembang.
"Ini sesuai dengan apa yang beliau bayangkan, jadi akan lebih banyak berguna bagi negara-negara berkembang di dunia. Saya rasa apa yang diputuskan Presiden Kim dihormati saja," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Seperti diketahui, Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim mengumumkan pengunduran diri, setelah lebih dari enam tahun menjabat di lembaga pemberi pinjaman internasional itu.
Untuk sementara, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva akan berperan sebagai presiden yang efektif berlaku mulai 1 Februari 2019. Pengunduran diri ini tidak terduga sebelumnya, karena Kim telah ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun kedua sebagai Presiden Bank Dunia pada 2016.
Kim terpilih menjadi Presiden Bank Dunia Ke-12 pada 1 Juli 2012. Pada saat yang sama, Sri Mulyani tercatat sebagai Direktur Pelaksana di lembaga multilateral tersebut. Sebelum menduduki jabatan itu, Kim menjabat sebagai presiden lembaga akademik terkenal di Amerika Serikat, Dartmouth College.
Dalam sebuah pernyataan, Kim merasa terhormat dapat menghabiskan karir sebagai pimpinan tertinggi lembaga yang berisi para individu yang bersemangat untuk mendedikasikan diri dalam upaya mengakhiri kemiskinan ekstrem. "Pekerjaan Kelompok Bank Dunia lebih penting sekarang daripada sebelumnya, karena aspirasi-aspirasi masyarakat miskin meningkat di seluruh dunia, dan masalah-masalah seperti perubahan iklim, pandemi, kelaparan serta pengungsi terus tumbuh dalam skala dan kompleksitas mereka," katanya.
(Setyaki Purnomo)
-
Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Capai 407,3 Miliar Dolar AS Perkembangan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap beberapa mata uang global, termasuk Rupiah
-
Pemerintah Akan Bayar Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp474 Miliar, Menko Luhut: Kasihan Pedagang Kita semua pejabat pemerintah ini harus mengingat pedagang, kalau begini kan kasihan pedagang itu,
-
Menkeu dan Bank Dunia Respons Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran pihaknya masih akan menunggu secara detail mengenai program tersebut
-
BI: Utang Luar Negeri RI Triwulan IV 2023 Capai 407,1 Miliar Dolar AS Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan IV 2023 sebesar 196,6 miliar dolar AS atau tumbuh 5,4% (yoy), meningkat dari pertumbuhan 3,3% (yoy) pada triwulan sebelumnya
-
PR Presiden yang Akan Datang: Masalah APBN, Utang dan Tax Ratio Rendah Tax ratio tahun 2022 tercatat 10,4% (Audited). Pada 2023 turun menjadi 10,2% (unaudited). Tahun 2024 perkiraan Sri Mulyani menjadi 9,53%, tahun 2025 10,12%, 2026 sekira 10,31% dan 2027 menjadi 10,41%