merdekanews.co
Jumat, 31 Agustus 2018 - 10:55 WIB

Peringati HUT RI Ke-73

KBRI Swiss Gelar Resepsi Diplomatik untuk Promosikan Indonesia

setyaki purnomo - merdekanews.co
Putera-puteri Swiss Ini Piawai Memainkan Gamelan melantunkan tembang-tembang Jawa. Mereka ini tergabung dalam the Center of Gamelan Training and Performance in Sion

Bern, MERDEKANEWS - Masih dalam suasana memperingati hari Kemerdekaan RI ke-73, Kedutaan Besar RI (KBRI) Swiss dan Liechtenstein, menggelar resepsi diplomatik. Dalam acara ini ada yang menarik. Sebanyak 12 muda-mudi Swiss unjuk kebolehan memainkan gamelan.

Dalam siaran pers kepada media, Jumat (31/8/2018), alunan Gamelan Jawa yang dimainkan kedua belas muda – mudi Swiss itu, sengaja dihadirkan untuk menyambut para tamu undangan yang hadir dalam Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke– 73 KBRI Bern.

Yang cukup mengejutkan, para pemain gamelan itu berusia muda yakni berkisar 8–29 tahun. Kedua belas warga Swiss itu tergabung dalam the Center of Gamelan Training and Performance in Sion, piawai membawakan tembang–tembang Jawa.

Resepsi Diplomatik yang merupakan rangkaian kegiatan Memperingati HUT RI ke-73 ini, dihadiri hampir 300 undangan. Terdiri dari kalangan korps diplomatik, pejabat Pemerintah Swiss, pengusaha, akademisi, seniman, diaspora Indonesia dan friends of Indonesia.

Acaranya dibuka Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Prof Muliaman D Hadad, Ph.D. Para hadirin dimanjakan tidak hanya dengan pertunjukkan Gamelan Sion, melainkan juga persembahan tari tradisional Bali, Panyembrama dan Tari Cenderawasih.

Lagi-lagi penarinya adalah mahasiswa Swiss yang cinta budaya Indonesia, namanya Amadine Mareschi. Patut diacungi jempol, Amadine memulai ketertarikannya pada tari Bali dan tekun mempelajarinya, sejak berusia 6 tahun.

Tak mau kalah. Anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Bern turut memeriahkan acara dengan memainkan alat musik Angklung, serta membawakan lagu-lagu Nusantara, seperti Apuse, Gambang Suling dan Ayo Mama.

Di luar dugaan, pertunjukan ini mendapatkan sambutan hangat dari para undangan Swiss. Dan, anggota DWP KBRI Bern juga membawakan tembang tradisional Swiss, berjudul Hemmige. Dibawah bimbingan Lia Fossati, pengajar Angklung di Swiss, para anggota DWP ini, berhasil menyihir pengunjung Asia Festival yang diselenggarakan satu hari sebelumnya di kota Bern.

Resepsi Diplomatik juga menjadi ajang promosi kekayaan kuliner Indonesia. Para tamu undangan menikmati berbagai hidangan khas nusantara. Mulai dari nasi goreng, sate ayam, rendang, gado-gado, serta penganan kecil khas seperti lapis legit.

Kuliner Indonesia selalu dinantikan tamu asing dan dirindukan para perantau alias diaspora Indonesia di wilayah akreditasi. Ornamen-ornamen tradisional dari berbagai daerah di Indonesia turut mempercantik tempat penyelenggaraan dan menjadi daya tarik tersendiri.

Resepsi Diplomatik di akhir penghujung Agustus ini, menutup rangkaian peringatan HUT RI-73 KBRI Bern. Tidak sekedar perhelatan meriah, kegiatan yang dinanti-nantikan berbagai kalangan ini, sukses menuai pujian dari para undangan.

Ya, lantaran sarat akan seni budaya dan kuliner nusantara, bertujuan untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, mempererat hubungan persahabatan Indonesia-Swiss, dan people to people contact. (setyaki purnomo)