merdekanews.co
Rabu, 04 Juli 2018 - 05:12 WIB

Erupsi Gunung Agung, Menpar Arief Masih Pede Jual Pariwisata Bali

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memastikan pariwisata Bali tetap kondusif dan aman terkait aktivitas Gunung Agung.

"Silakan ke Bali! Suasana Bali ok, teman-teman netizen juga silakan memposting suasana terkini di Bali. Silakan capture di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Sanur, Ubud, Uluwatu, Nusa Penida, Tanah Lot, dan spot destinasi lain yang tetap ramai dan asyik," kata Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Sekedar mengingatkan saja, aktivitas Gunung Agung di Bali meningkat dalam beberapa hari terakhir. Pada Selasa, sekitar pukul 09.28 WITA, tinggi kolom abu teramati mencapai 2.000 meter di atas puncak. Intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 3 menit 38 detik. Status Gunung Agung masih di Level III (Siaga). "Saya memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality dan sampai sekarang suasananya kondusif," ungkap Arief.

Suasana seperti ini, kata Arief, pernah terjadi saat erupsi pertama pada 27 September 2017. "Situasi on-off seperti ini memang kadang menyulitkan. Tetapi ya beginilah nature dan culture-nya Gunung Agung, seperti Bali ini. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat dan pasti, kapan akan terjadi erupsi," ungkap mantan Dirut Telkom itu.

Menurut dia, hal yang bisa dilakukan adalah melalukan antisipasi yang sudah disiapkan industri dan pemerintah. Namun, Menpar Arief tetap meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan. Misalnya, mereka yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius empat km dari puncak kawah.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu berjaga dan waspada. "Lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali. Jauh dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Uluwatu, dan sebagainya," kata Arief.

Ia berpendapat sebenarnya pihak yang paling terganggu adalah penerbangan, karena sebaran debu vulkanik itu naik ke udara dan berpotensi mengganggu penerbangan pesawat. "Kalau di darat maupun di laut, tidak banyak terpengaruh. "Karena itu suasananya kondusif," ungkap Arief.

Bandar Udara Notohadinegoro Jember dan Banyuwangi juga ditutup sebagai dampak aktivitas Gunung Agung sesuai NOTAM C7023/18 Bandara Jember ditutup sampai 3 Juli 2018 pukul 10.00 WIB. Sedangkan Bandara Banyuwangi ditutup sampai dengan 3 Juli 2018 pukul 09.00 WIB sesuai NOTAM C7021/18.


  (Setyaki Purnomo)