Jakarta, MERDEKANEWS - Meski daya belum pulih benar, bisnis produk elektronik ternyata tak sepi pembeli. Hal ini dibuktikan PT Electronic City Indonesia.
Tahun lalu, penghasilan Electronic City mencapai Rp1,818 triliun. Atau tumbuh 9,6% dari Rp1,659 triliun pada 2016.
"Tahun 2017 mencatatkan perbaikan kinerja keuangan ketimbang pada 2016," kata Vice President Finance HR & GA PT Electronic City Indonesia, Evelyn Hendarta di Jakarta, Kamis (21/6/2018).
Evelyn mengatakan, pada 2017, perseroan konsisten menjalankan efisiensi yang berkelanjutan dalam hal pengeluaran biaya operasional, dan meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan guna mencapai target penjualan.
Satu hal baru adalah pengeluaran biaya promosi yang mulai diperbesar porsinya pada penggunaan media digital marketing dibandingkan dengan cara konvensional surat kabar sehingga terjadi efisiensi tanpa mengurangi tujuan untuk mendapatkan pengunjung yang lebih banyak ke dalam toko. "Laba bersih tercatat sebesar Rp20,7 miliar, menurun dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp37 miliar," kata dia.
Penurunan ini dikarenakan mempertahankan nilai persediaan atas produk yang masih baru dan tidak "out of date". Selain itu, adanya penutupan enam toko yang tidak mencapai target, sedangkan perseroan harus menanggung biaya operasi yang berkaitan dengan toko-toko yang dibuka. "Penutupan gerai itu tergantung kepada kinerja penjualan. Kami selalu evaluasi, kalau ada yang membebani keuangan perseroan dan tidak mencapai target, ya, kami terpaksa menutup toko tersebut," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Electronic City Wiradi mengaku optimistis pertumbuhan pada tahun ini akan mencapai angka dua digit. Pada kuartal I-2018, perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 8%. Pada akhir tahun, penjualan produk di gerai Electronic City biasanya meningkat karena ada momentum perayaan Natal serta Tahun Baru. (Setyaki Purnomo)
-
Sandiaga Uno Apresiasi "Jakarta X Beauty" Tingkatkan Daya Beli Produk Kecantikan Lokal Total transaksi event ini pada 2022 adalah Rp150 miliar. Saya barharap tahun ini naik dua kali lipat jadi Rp300 miliar
-
Meski Ada Diskon PPnBM 100 Persen, Penjualan Mobil Belum Lompat Tinggi, Orang Kaya Lebih Memilih Simpan Duit di Bank Untuk menyelamatkan industri otomotif dalam negeri, pemerintah memperpanjang diskon pajak mobil baru atau Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) 100 persen, hingga Agustus 2021.
-
BPS Sebut Upah Buruh Naik, Daya Beli Oke Punya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menyebut daya beli buruh pada Agustus 2019 cukup terjaga. Alasannya, upah nominal harian buruh tani nasional mengalami kenaikan 0,22% dibandingkan Juli 2019. Yakni menjadi Rp54.354 dari Rp54.237 per hari.
-
Kalau Jadi Presiden, Prabowo Janjikan Emak-emak Bisa Ngirit Uang Belanja Rp2,2 Juta/Bulan Ekonom senior Rizal Ramli menyebut ada kesalahan dalam pengelolaan ekonomi di era Joko Widodo. Akibatnya, daya beli masyarakat terus melemah.Namun ada tawaran menggiurkan dari capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Apa itu?
-
Hero Bangkrut, Darmin Keukeh Tak Mau Akui Daya Beli Turun Terkait tutupnya Hero, peritel kakap, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebut bukan karena pelemahan daya beli. Namun disebebkan perubahan pola belanja konsumen ke sistem elektronik.