merdekanews.co
Rabu, 13 Juni 2018 - 04:21 WIB

Pasca Bom Surabaya, Menunggu Pulihnya Ritel

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Surabaya, MERDEKANEWS - Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Timur, April Wahyu Widati memprediksi penjualan ritel di Surabaya, bakal naik pasca Lebaran. Mudah-mudahan benar.

Alasan April, daya beli masyarakat Surabaya, yang sempat anjlok akibat teror bom pada 13-14 Mei lalu, berangsur-angsur membaik. Artinya perlu waktu sebulan untuk pulih. "Kami optimistis target penjualan Lebaran sebesar Rp1,7 triliun di bulan Juni bakal tercapai, sebab masyarakat sebelumnya sempat menunda belanja masyarakat akibat aksi teror, dan kini tingkat konsumsi masyarakat yang sudah kembali normal," kata April di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/6/2018).

Ia mengatakan, momen Lebaran menjadi andalan bagi pelaku bisnis ritel tanah air untuk mendulang pendapatan terbesar mereka selama setahun, ditambah pulihnya kondisi sektor perdagangan di Jawa Timur. "Catatan kami, di akhir bulan Mei kemarin penjualan ritel modern telah mengalami kenaikan sebesar 30 persen dibanding tahun lalu pada bulan yang sama. Ini karena pulihnya tingkat kepercayaan dan konsumsi masyarakat," kata April.

Hal lain yang mendorong itu, kata April, adanya kebijakan pemerintah untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi seluruh pegawai negeri sipil (PNS) dan pensiunan, yang secara nasional mencapai Rp35,56 triliun. "Harapan kami, 50 persen dari dana THR dibelanjakan untuk kepentingan Lebaran. Tetapi kami juga harus dipikirkan, masa berbelanja pada Lebaran kali ini lebih pendek. Jika tahun lalu Lebaran jatuh akhir bulan sehingga masa berbelanja masyarakat sebulan penuh, maka pada tahun ini hanya sampai pertengahan Juni saja," kata April.

Koordinator Wilayah Timur Aprindo Pusat, Abraham Ibnu mengatakan bahwa, Lebaran memang menjadi momen terbesar untuk bisa mengerek penjualan, sebab jika pada bulan normal target penjualan dipatok sebesar Rp1 triliun per bulan, namun Mei target naik menjadi Rp1,4 triliun per bulan. dan Juni menjadi Rp1,7 triliun per bulan.

Sedangkan untuk target penjualan ritel di seluruh Jatim diharapkan mencapai sebesar Rp17 triliun per tahun. "Harapan kami, pulihnya kondisi pasar usai kejadian bom dan adanya THR ini bisa mendongkrak pendapatan ritel sehingga bisa mencapai target," kata April. (Setyaki Purnomo)