merdekanews.co
Kamis, 12 April 2018 - 08:19 WIB

Perintah Menhut

Pertamina Di-Deadline Tumpahan Minyak Kudu Tuntas 2 Tahun

AZIZ - merdekanews.co
Siti Nurbaya

 

Jakarta, MERDEKANEWS -Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya meminta Pertamina  menyelesaikan kasus tumpah minyak yang tercemar di laut diselesaikan dalam waktu kurang dua tahun.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya meminta Pertamina merestorasi wilayah yang tercemar akibat tumpahan minyak mentah akibat boconya pipa Pertamina di Perairan Balikpapan pada Sabtu (31/4) lalu dengan cepat. Minimal dalam waktu kurang dua tahun.

Hal tersebut disampaikan Siti usai melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) tentang pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya hutan dan lingkungan di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

“Saya  mintanya agar restorasi lingkungan yang tercemar ini bisa diselesaikan Pertamina dalam waktu kurang dari dua tahun. Ini bukan hal yang mustahil bagi mereka bila dilihat dari pengalaman mereka mengatasi masalah yang sama di kilang minyak Balongan (Jawa Tengah),” katanya.

Menteri asal Nasdem itu menjelaskan, keyakinan dirinya terkait hal itu karena proses penanganan masalah lingkungan akibat tumpahan minyak di Balongan sudah sangat cukup baik, walau penanganan masih cukup lama karena dilakukan lebih dari dua tahun. 

Karena itu, dia mengimbau kepada Pertamina untuk mempelajari lagi pengalaman tersebut dan mengimplementasikannya dalam kasus tumpahan minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Saya yakin sih bisa. Ini kan cuma masalah mau atau nggaknya saja. Apalagi pengalaman mereka di Balongan sudah cukup baik, tinggal waktunya saja dipercepat menjadi kurang dari dua tahun,” ujarnya.

Kendati begitu, Siti menjelaskan bahwa dalam proses penanganan masalah tumpahan minyak ini tidak memiliki target. Sebab, hal tersebut berkaitan dengan proses penanganannya yang dilakukan bersama-sama dengan institusi terkait lainnya. Sehingga, pihaknya belum bisa menyimpulkan soal perhitungan berapa besar luas lingkungan yang tercemar, dan berapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini.

“Soal sampai kapannya masalah ini bisa tuntas, saya belum bisa pastikan itu karena kita kerjaannya kan bareng-bareng. Tapi data soal seberapa luas lahan yang tercemar akan terus kita hitung. Untuk sementara kita masih menggunakan data dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional),” tuturnya.

Mengenai kondisi wilayah yang tercemar, lanjut Siti, saat ini seluruh permukaan laut sudah bersih dari minyak. Namun, berdasarkan laporan yang diterimanya, masih ada sebagian daerah yang masih terdapat minyak. Yaitu di kedalaman empat meter dari permukaan.

“Sekarang di permukaan memang sudah bersih dari minyak. Tapi empat meter kebawah belum bersih, dan itu laporan dari teman-teman di lapangan. Makanya saya minta itu juga dibersihin. Mosok yang dibersihin di atasnya doang,” jelasnya.

Selain itu, Siti juga meminta GM Pertamina Balikpapan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak dari tumpahnya minyak mentah tersebut. Bahkan, dirinya mengaku telah secara diminta presiden Joko Widodo untuk mengawal penyelesaian masalah ini. Termasuk dalam mencegah terjadinya kebakaran akibat tumpahan minyak tersebut.

“Tapi yang jelas, kita akan terus meminta Pertamina bertanggung jawab terhadap nasib masyarakat yang terkena musibah ini. Begitu juga dalam mencegah terjadinya kebakaran seperti yang diperintahkan presiden kepada saya. Beliau berpesan jangan sampai terjadi kebakaran lagi. Karena kalau kebakaran rakyat jadi susah,” katanya.

Dia juga memastikan bahwa proses investigasi terkait masalah ini akan tetap berjalan, dan dilakukana secara profesional. Baik itu dari segi penentuan siapa yang harus bertanggungjawab dari permaslahan ini ataupun dari segi penegakan hukum.

“Tapi semua itu masih berproses. Sekarang bahannya memang sedang dikumpulkan dan akan dibahas di DPR hari Senin depan,” ujarnya
  (AZIZ)