merdekanews.co
Senin, 20 Februari 2023 - 09:57 WIB

Oleh: Arif Fahrudin

Publik Figur Jangan Mudah Menebar Prasangka Negatif Di Ruang Publik (Su'u Tafahum)

### - merdekanews.co
Arif Fahrudin (Wasekjend MUI)

Menjelang tahun politik, disinyalir ada kecenderungan para publik figur hobi "menari" di atas polemik sehingga berpotensi menyuguhkan atau meletupkan arena konflikisasi di ruang publik.

Publik figur mudah lupa bahwa ada masyarakat akar rumput yang perlu lebih diperhatikan dari efek statemen dan sikap publik figur.

Terlepas dari motif untuk saling mengoreksi, kompetisi, atau bahkan menegasi antar sesama publik figur tersebut, namun janganlah mudah menari atau menyulut api perbedaan di level elit. Api kecil di level elit bisa menyulut api besar di akar rumput.

Publik figur hendaknya lebih hobi mengedepankan etika saling berbaik sangka (husnu tafahum) dan berdialog serta mampu menahan diri untuk tidak menyuguhkan narasi saling berhadapan sebelum adanya saling konfirmasi di antara sesama.

Publik figur hendaknya mempertimbangkan efek statemen mereka di ruang publik yang justru berpotensi memperbesar dan memperlebar jurang konflik laten menjadi konflik manifes di alam pikiran publik awam. Publik awam yang mungkin awalnya sudah adem-ayem dengan alam pikir dan alam sadar masing-masing lalu ada statemen atau sikap publik figur yang tidak mengindahkan prinsip prasangka baik sesama publik figur, lalu justru menyulut potensi konflik di akar rumput.

Publik figur jangan hobi membuat kapitalisasi perbedaan di ruang publik. Perbanyaklah kapitalisasi persamaan, saling menasihati secara bijak dan proporsional.

Dalam tuntunan Islam gamblang dijelaskan, jika ada statemen atau sikap yang dinilai kurang proporsional, hendaknya elit yang melakukannya melakukan klarifikasi (tabayun). Selama fase menuju tabayyun itu, elit lainnya tidak boleh "menyerang" atau mengagitasi publik ke arah sudah menyalahkan elit yang mau bertabayyun. Itu etikanya. Kalau itu tidak dijalankan, berarti memang di antara elit figur telah terjadi hobi main api yang bisa membakar nalar pikir publik.

Maka, etika publik figur hendaknya perlu berkomitmen untuk lebih menyuguhkan ruang teduh di ranah publik. Tidak mudah terburu-buru saling menyudutkan hanya demi kepentingan kelompoknya sendiri. Islam jelas menyebutkan saling menasihati dengan cara yang benar dan sabar. Kepentingan kerukunan publik tentu lebih prioritas dikedepankan terutama oleh publik figur.***

(###)