Jakarta, MERDEKANEWS - Tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, pertumbuhan ekonomi nasional terlihat macet di level 5%. Terbaru, rilis BPS untuk pertumbuhan 2017 hanya 5,07%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, mengungkapkan, stagnasi pertumbuhan ekonomi di level 5%, lantaran penopang pertumbuhan yakni industri manufaktur, konstruksi, perdagangan dan pertanian, tidak tumbuh secara maksimal. "Intinya sumber pertumbuhan ekonomi tidak bergerak sejak tiga tahun terakhir yaitu dari (sektor) industri," kata Kecuk di Kantornya, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Kecuk menjabarkan, sepanjang 2017, industri pengelolaan (manufaktur) hanya tumbuh 0,91%, kontruksi 0,67%, perdagangan 0,59%, dan pertanian terendah 0,49%.
Capaian ini jelas-jelas tak mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di 2017. Alhasil, target pertumbuhan sesuai APBN-P 2017 5,2% menjadi kandas. "Kalau bisa mempertahankan dan ditingkatkan, karena yang menyerap tenaga kerja adalah industri," kata Kecuk.
Kalau sektor industri terbilang tak gemilang, kata Kecuk, perekonomian masih tertolong sektor investasi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kuartal IV-2017, realisasi investasi mencapai Rp179,6 triliun. Atau naik 1,7% (q-to- q) dan 12,7% (yoy).
Tak hanya itu, maju pesatnya sektor pariwisata berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada triwulan IV-2017, misalnya, terdapat 2,87 juta kunjungan atau turun 17,94% (q-to-q) dan 2,71% (yoy).
Sementara, nilai ekspor di triwulan IV-2017 mencapai US$45,35 miliar, atau naik 4,5% (q-to-q) dan naik 13,16% (yoy). Di sisi lain, impor barang Indonesia pada triwulan IV 2017 mencapai US$44,41 miliar atau naik sebesar 10,53% (q-to-q) dan naik 20,15% (yoy).
(Setyaki Purnomo)
-
BPSDM Kemendagri Bangun Kesepahaman Kerja Sama dengan KAS Jerman dan The Habibie Center BPSDM Kemendagri Bangun Kesepahaman Kerja Sama dengan KAS Jerman dan The Habibie Center
-
BPS: Ekspor Pertanian Naik 61,91 Persen Disaat Sektor Lain Alami Penurunan Secara tahunan semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 16,91 perse
-
Kementerian PANRB Dukung BPS Kuatkan Peran dalam Transformasi Digital Lewat beragam gebrakannya serta hasil evaluasi RB yang terus membaik, BPS telah membuktikan komitmennya untuk melakukan reformasi birokrasi di instansinya serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi para stakeholder
-
BPS Catat NTP Januari Capai 118,27, Kesejahteraan Petani Meningkat Kenaikan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,69 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya 0,26 persen
-
Kementerian PANRB Dukung Percepatan Indonesia Jadi Hub Regional Big Data Asia dan Pacific pemanfaatan big data dan data science pada sektor pemerintahan akan memberikan dampak positif dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat