merdekanews.co
Rabu, 28 September 2022 - 14:40 WIB

Ingin Pisang Cavendish Go Internasional, Mendes Minta Perbesar Skala Ekonomi

Hadi Siswo - merdekanews.co
Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menerima Direktur Corporate Affairs PT Great Giant Pinneaple Welly Soegiono di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Pertemuan ini membicarakan pengembangan lahan tanaman pisang di Kabupaten Jember, Ponorogo, Bondowoso, serta Kawasan Transmigrasi Mesuji, Lampung melalui Program Creating Shared Value (CSV). Kemitraan dengan Program CSV ini perusahaan tidak hanya mencari keuntungan tetapi secara bersamaan memajukan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Foto: Wening/Kemendes PDTT

Jakarta, MERDEKANEWS – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta diperluas skala ekonomi  Pisang Cavendish agar bisa menembus pasar internasional.

Perluasan skala ekonomi pisang cavendish ini dilakukan dengan mengidentifikasi desa-desa potensial yg bisa dijadikan kebun pisang cavendish skala besar

Pria yang akrab disapa Gus Halim ini juga meminta keterlibatan BUM Desa Bersama dalam budidaya
pisang Cavendish agar segala keuntungan bisa kembali ke desa.

"Jadi nanti dimulai dari identifikasi desa di kawasan itu terus didata masyarakat yang sudah berminat itu di wilayah mana saja. Kalau sudah ada petanya nanti saya ke bupatinya. Sekaligus dengan kades (Kepala Desa) di wilayah itu langsung membentuk Bumdesma agar disiapkan alur kerjanya," ujar Gus Halim saat menerima audiensi Director Corporate Affair PT Great Giant Pineapple (GGP) Welly Soegiono di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Program tanam pisang Cavendish yang dilaksanakan pada tahun 2021 sukses diberbagai daerah. Bahkan di Ponorogo, Bali, dan Lampung telah diekspor ke berbagai negara. Kesuksesan tersebut dilanjutkan dengan rencana penanaman pisang Cavendish di Jember, Ponorogo, Bondowoso, dan Kawasan transmigrasi Mesuji, Lampung.

Director Corporate Affair PT Great Giant Pineapple (GGP) Welly Soegiono memaparkan jika pertumbuhan pisang bisa lebih digenjot jika petani miliki akses pupuk yang baik.

"Sebetulnya kalau pisang akan lebih cepat dan yang terlibat akan lebih banyak. Sekarang ini kan akses pupuk kita belum stabil. Kalau pun punya uang, pupuknya belum ada. Beli pun bisa jadi palsu karena memang belum tersedia,” terang Welly.

Sementara itu lanjut Welly, model kemitraan yang dipilih dalam penanaman pisang Cavendish adalah Creating Shared Value (CSV). Artinya bahwa perusahaan tidak hanya mencari keuntungan tetapi secara bersamaan memajukan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

Sebagai informasi, GGP terhitung sukses menggunakan model kemitraan CSV di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Produk yang dihasilkan oleh PT GGP meliputi nanas dalam kaleng, jus, konsentrat nanas, jambu, pepaya dan pisang Cavendish yang sudah berhasil mengkespor lebih dari 60 negara di dunia.

Hadir dalam audiensi tersebut Sekjen Taufik Madjid, Dirjen PEID Harlina Sulistyorini, Kepala BPI Ivanovic Agusta, dan Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Utama Aisyah Gamawati.

(Hadi Siswo)