merdekanews.co
Senin, 29 Januari 2018 - 20:36 WIB

Tercyduk, Twitter Beberkan Bukti Rusia Serbu AS via 50 Ribu "Akun Cebong"

Ant - merdekanews.co
Ilustrasi

Jakarta, MERDEKANEWS - Akun-akun otomatis Twitter yang terhubung ke Rusia atau bot, telah mencuitkan kembali atau retweet cuitan Donald Trump hampir setengah juta kali pada pekan-pekan terakhir sebelum kampanye presiden AS pada Pemilu 2016, kata Twitter kepada Komisi Kehakiman Senat.

50.000 akun otomatis Twitter yang memiliki kaitan dengan Rusia telah mengirimkan sekitar dua juta cuitan berkaitan dengan Pemilu antara 1 September dan 15 November 2016.

Akun-akun itu meretweet calon presiden Donald Trump 10 kali lebih banyak dari retweet Hillary Clinton, ungkap Twitter kepada komisi Senat itu. 

Akun-akun itu mengambil porsi 4,25 persen dari semua retweet akun Twitter Trump pada pekan terakhir kampanye Pemilu dan pada hari-hari terakhir menjelang pemungutan suara.

Twitter menegaskan bahwa prilaku akun-akun itu mencurigakan. 2,1 juta cuitan yang dikirimkan oleh akun-akun otomatis itu mewakili 1 persen dari cuitan para aktivis Pemilu dalam Twitter.

Twitter, bersama dengan Google dan Facebook, akhir tahun lalu memberikan testimoni kepada Kongres dalam kaitan dugaan intervensi Rusia pada Pemilu 2016 dengan memanfaatkan platform-platform media sosial itu demi mempengaruhi hasil Pemilihan Presiden AS. 

Twitter juga mengungkapkan bagaimana bot-bot Rusia itu mengembangbiakkan konten dari apa yang digambarkan Twitter sebagai "akun-akun terkait Rusia", termasuk @Wikileaks.

Ke-50 ribu akun otomatis itu mencuitkan kembali cuitan Wikileaks hampir 200.000 kali selama depalan pekan, kata Twitter.

Ketika email dari akun pribadi ketua tim kampanye Clinton, John Podesta, diretas, adalah Wikileaks yang pertama kali merilisnya pada Oktober 2016, yang kemudian memunculkan tagar #PodestaEmails.

Akun-akun otomatis Rusia itu lalu mengeluarkan cuitan 5 persen dari semua cuitan dalam tagar itu, papar Twitter.

Twitter menyatakan 12 persen dari akun-akun otomatis terkait Rusia itu dibuat di lokasi tersembunyi dengan menggunakan jejaring virtual swasta.

Twitter mengirimkan temuan mereka ini kepada Komisi Kehakiman Senat pada 19 Januari.

Ke-50 ribu akun otomatis itu adalah tambahan untuk 3.814 akun yang ditemukan Twitter telah dioperasikan oleh Internet Research Agency milik pemerintah Rusia yang berbasis di St. Petersburg.

Banyak dari akun-akun itu dirancang untuk terlihat sebagai milik orang AS asli dan memikat puluhan ribu follower, demikian Reuters.  (Ant)