Jakarta, MERDEKANEWS – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2021.
Kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya ini akan berlangsung selama tiga bulan. Dimulai dari Banda, pada 17 Agustus 2021, hingga Surabaya, pada 28 Oktober 2021.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun ekosistem budaya rempah dari hulu hingga hilir. Ia menyebut, Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah yang disiapkan sebagai Warisan Budaya ini, dapat memperkuat diplomasi dan meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Sebagai upaya diplomasi budaya dan menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, kita ingin melihat Jalur Rempah dari geladak kapal kita sendiri,” ujarnya secara virtual di Jakarta, Senin, (10/05).
Muhibah Budaya merupakan pelayaran menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci dan kapal latih Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut. Kapal-kapal tersebut membawa pemuda pemudi pilihan dari 34 provinsi untuk napak tilas jalur rempah Nusantara. Pelayaran ini akan menyusuri titik-titk Jalur Rempah Nusantara di antaranya terdapat 13 titik yang dipilih pada 2021.
Ke-13 titik rempah yang akan disusuri oleh pelayaran ini antara lain Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Bintan, Medan, Lhouksemawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Beno, dan berakhir di Surabaya. “Ini sebagai upaya menguatkan jati diri bangsa, mengenal kearifan budaya setempat, dan merayakan ketersambungan budaya Jalur Rempah,” tambah Restu.
Restu juga menyampaikan, Jalur Rempah pernah mengharumkan Nusantara dan menjadi pemain penting serta pemasok utama dalam perdagangan dunia. Jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara. “Begitu pentingnya rempah-rempah bagi kehidupan manusia sehingga menjadi komoditas utama yang mampu mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, maupun sosial budaya dalam skala global,” ucap Restu.
Ketersambungan budaya dalam lintas daerah di Indonesia, lanjut Restu, menjadi suatu esensi dari program Muhibah Budaya Jalur Rempat atas keberagaman pendukung budaya. Keberagaman budaya ini dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya dan diplomasi budaya, memaksimalkan pemanfaatan cagar budaya dan warisan budaya takbenda.
“Jalur Rempah terbentuk dari lalu lintas yang padat dari Asia Timur, Timur Tengah, Eropa, dan sebaliknya. Jalur globalisasi Nusantara ini menjelma sebagai ruang silaturahmi antarmanusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya. Melampaui konteks ruang dan waktu, dipertemukan oleh laut, samudera, dan sungai,” ujar Restu.
Jumlah peserta yang akan mengikuti Muhibah Budaya Jalur Rempat dari setiap koridor pelayaran sebanyak 125 peserta. Seluruh peserta yang akan mengikuti jalur rempah akan disebar ke dalam lima titik pergantian atau pertukaran peserta yakni Ambon, Makassar, Tanjung Uban, Padang, dan Jakarta.
Sementara itu, Festival Jalur Rempah digelar sebagai penanda pelayaran untuk mengangkat kekayaan alam dan budaya masing-masing titik singgah yang dirajut dari elemen budaya berupa seni, kriya, kuliner, ramuan, wastra, dan kesejarahan. Di mana pada masing-masing pelabuhan akan ditampilkan rempah khas daerah dan cerita perjalanannya sebagai salah satu bahan perdagangan dunia yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Mulai dari pertunjukan budaya, suguhan kuliner setempat, workshop berbagai bidang seni seperti musik dan tari, hingga gelaran fashion wastra tradisional. Semua ini diramu dan disusun dengan cermat oleh tim kerja yang terdiri dari berbagai pihak dan melibatkan komunitas lokal dan para pelajar setempat. Melalui pagelaran Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah ini diharapkan para generasi muda dapat melihat betapa besar dan hebatnya Indonesia serta membakan semangat mereka untuk selalu mencintai dan menjaga Indonesia.
-
Kemendikbudristek Berikan Dana Apresiasi Tahunan Kepada 44 Seniman Kemendikbudristek Berikan Dana Apresiasi Tahunan Kepada 44 Seniman
-
Festival Kurikulum Merdeka 2024 Kembali Hadirkan Potret Cerita Kurikulum Merdeka Festival Kurikulum Merdeka 2024 Kembali Hadirkan Potret Cerita Kurikulum Merdeka
-
Gandeng SMKN 2 Kasihan Bantul, Kemendikbudristek Siap Suguhkan Konser Musikal ‘Memeluk Mimpi-Mimpi' Melalui konser musikal ini diharapkan mampu memberikan pengalaman berharga kepada pelajar sehingga menginspirasi dalam mengejar cita-citanya, khususnya dalam bidang seni budaya
-
Semangat Idulfitri 1445 H Menggelorakan Keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar Semangat Idulfitri 1445 H Menggelorakan Keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar
-
Antusiasme Tinggi, KBRI Paris Buka Lima Kelas BIPA Penetapan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa sidang umum di UNESCO pada November 2023 merupakan penguat upaya internasionalisasi dari bahasa Indonesia