Menteri Suharso: Pentingnya Transformasi Ekonomi Pasca Pandemi Untuk Capai Pertumbuhan Enam Persen
Jakarta, MERDEKANEWS – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan pentingnya Transformasi Ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing industri dan jasa modern yang memiliki nilai tambah tinggi.
Sektor industri harus tetap menjadi pendorong utama perekonomian di Indonesia untuk mencapai pertumbuhan nasional yang lebih berkelanjutan dalam tahapan menjadi negara dengan tingkat pendapatan tinggi.
“Pasca pandemi, dibutuhkan pertumbuhan enam persen untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap. Tantangan Indonesia tidak saja Pemulihan Ekonomi Nasional namun juga Transformasi Ekonomi, yaitu mengubah struktur perekonomian dari lower productivity to higher productivity sectors dan meningkatkan produktivitas di masing-masing sektor,” jelas Menteri Suharso pada Rabu (5/5).
Kementerian PPN/Bappenas telah menyiapkan enam strategi besar dalam redesain Transformasi Ekonomi Indonesia pasca Covid-19 yang inklusif dan berkelanjutan.
a. Pertama, memastikan SDM Indonesia berdaya saing baik pada sistem kesehatan, pendidikan, maupun pada riset dan informasi.
b. Kedua, produktivitas sektor ekonomi yaitu industrialisasi, produktivitas UMKM, dan modernisasi pertanian.
c. Ketiga, ekonomi hijau berupa ekonomi rendah karbon dan ekonomi sirkular.
d. Keempat, transformasi digital berupa infrastruktur dan pemanfaatan digital serta penguatan enabler.
e. Kelima, integrasi ekonomi domestik yaitu infrastruktur konektivitas dan domestic value chain.
f. Keenam, pemindahan Ibu Kota Negara sebagai sumber pertumbuhan baru dan menyeimbangkan ekonomi antar wilayah.
Industrialisasi menjadi faktor penting keberhasilan Transformasi Ekonomi Indonesia dengan tiga pilar, yaitu investasi, ekspor, dan industrialisasi. ”Kita perlu mendorong investasi PMA dan PMDN kepada sektor produktif yang menciptakan nilai tambah tinggi dan berorientasi ekspor. Serta pendalaman rantai pasok ekspor dengan industri domestik, termasuk IKM dan pengembangan industri halal berorientasi ekspor,” tegas Menteri Suharso.
Ia menambahkan diperlukan optimalisasi pasar dalam negeri dan belanja negara dengan strategi meningkatkan pengembangan rantai pasok sektor industri dengan sektor pariwisata, pengembangan ekonomi kreatif digital, dan pemanfaatan APBN dan belanja BUMN untuk mendorong industri domestik dan I Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Untuk menjalankan langkah-langkah tersebut, perlu upaya mendorong jumlah ekspor, industrialisasi dan investasi di dalam sektor industri yang produktif dan menciptakan nilai tinggi (seperti otomotif dan tekstil), optimalisasi pasar dalam negeri dan belanja negara, membuat kebijakan sisi suplai dan membuat iklim berbisnis di Indonesia menjadi semakin inklusif.
-
Bappenas - WRI Indonesia Sepakat Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Dekarbonisasi industri nikel dipercaya berkontribusi besar dalam agenda pembangunan transformasi ekonomi sesuai visi Indonesia Emas 2045
-
Bappenas Perkuat Peran Zakat dan Wakaf Bagi Pembangunan Nasional Zakat dan wakaf memiliki nilai strategis dalam mengurangi kemiskinan, kebodohan, dan kesenjangan. Zakat berpotensi sangat besar, mencapai Rp250,4 triliun per tahun
-
Bappenas Dorong Penguatan Pasar Modal Untuk Capai Indonesia Emas 2045 Salah satu upaya transformasi ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045 adalah melalui industrialisasi. Strategi ini membutuhkan peran pasar modal untuk meningkatkan pembiayaan di sektor industri manufaktur
-
Kemenag - Bappenas Bakal Gelar Zakat Impact Forum 2024, Bahas Apa? Forum nasional ini sifatnya memfasilitasi dan menunjukkan bahwa semua pihak selama ini sudah berperan dalam pengelolaan zakat. Manfaatnya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat
-
Gelar Training Of Trainers, Bappenas-Kemendagri Sepakat Tingkatkan Keselarasan RPJPD dengan RPJPN 2025-2045 Sinkronisasi perencanaan pembangunan adalah untuk menciptakan keselarasan, keterpaduan, dan sinergi dalam pelaksanaan pembangunan yang berorientasi kolaborasi