merdekanews.co
Selasa, 27 April 2021 - 20:05 WIB

PTM  Berjalan Sesuai SKB 4 Menteri, Disdik DKI: Angka Kehadiran Siswa Terus Naik

Atria Aji - merdekanews.co
Guru memeriksa suhu tubuh sejumlah siswa SD saat uji coba pembelajaran tatap muka.

Jakarta, MERDEKANEWS - Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Agama (Menag) mendapat respons positif.

SKB Empat Menteri yang mendorong akselerasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat berjalan dengan baik di DKI Jakarta sejalan dengan akselerasi pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

Hal itu terlihat dari hasil evaluasi dan monitoring ujicoba pembelajaran tatap muka di DKI Jakarta, hingga saat ini kehadiran murid mengalami kenaikan setiap harinya. 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Nahdiana mengungkapkan, merujuk SKB 4 menteri yang telah digulirkan, atusias PTM diterima baik oleh pihak sekolah dan orang tua murid.

Hal itu terlihat dari angka kehadiran PTM. Angka tertinggi terlihat pada kehadiran murid kelas 6 SD, 9 SMP, dan 12 SMA. Bahkan, kata dia, orang tua murid SD paling antusias mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Guru SD pun disebut paling siap pelaksanaan PTM. Disisi lain, banyak pula murid SD lebih senang PTM daripada belajar di rumah.

"Saya menyatakan wajar sebagai orang tua harus diyakinkan dulu oleh sekolah untuk melepas anaknya. Bisa berikan jaminan enggak kepada saya (sebagai orang tua), (sehingga) antusias kehadiran (bertahap naik)," kata Nahdiana dikutip Senin (26/4).

Ia menyebutkan, belum ada laporan kasus terkonfirmasi Covid-19 terkait uji coba PTM ini. Namun, telah disediakan jalur darurat untuk penyelesaian jika ada kasus Covid-19. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga telah membuka kanal pengaduan dan berkoordinasi dengan Satgas Covid-29 daerah.

"Seminggu sekali kami evaluasi. Jadi, SK yang kami berikan untuk membuka sekolah bukan berarti paket terusan. Kami juga bakal menutup sekolah kalau sekolah tidak patuh pada protokol kesehatan," tutur Nahdiana.

Untuk mobilitas murid, kata dia, masih mengandalkan orang tua berinisiatif menjemput anaknya dengan kendaraan sendiri. Namun, bagi orang tua tidak memiliki kendaraan Pemprov DKI Jakarta menyediakan bus antar jemput.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan uji coba pembukaan sekolah secara terbatas dengan sistem pembelajaran campuran mulai, Rabu (7/4). Untuk mengukur kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada bulan Juli 2021, Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta membuka kanal siapbelajar.jakarta.go.id untuk asesmen mandiri guna mengukur kesiapan sarana protokol kesehatan dan pelaksanaan PTM.

Setiap butir penilaian akan merujuk pada kriteria dalam standar kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pedoman yang dikeluarkan oleh UNESCO dan OECD. Pemprov DKI Jakarta juga berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dinas Kesehatan setempat, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga organisasi profesi psikologi klinis untuk memastikan standar asesmen tersebut.

"Pemprov DKI Jakarta sangat berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam mengambil kebijakan terkait pelaksanaan satuan pendidikan di semester genap tahun pelajaran 2020/2021," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/201) lalu.

Hasil asesmen dapat menjadi dasar untuk menentukan satuan pendidikan untuk kandidat uji coba PTM secara terbatas. Di tahap awal, sebanyak 100 satuan pendidikan dari jenjang dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan PKBM/LKP) yang memenuhi kriteria akan mengikuti pelatihan PTM secara terbatas selama dua minggu. Berdasarkan hasil pelatihan, sebanyak 85 satuan pendidikan yang memenuhi kriteria akan mengikuti uji coba secara terbatas. (Atria Aji)