Malang, MERDEKANEWS - Pemerintah Kota Malang mulai membuka sekolah tatap muka pada Kamis, (15/4/2021). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang meminta sekolah untuk benar-benar menyiapkan protokol COVID-19.
Protokol kesehatan secara ketat dilakukan sebagai upaya untuk menghindari adanya penularan kasus baru. Setidaknya ada 4 persiapan yang akan dilakukan.
Pertama, skema khusus. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana menjelaskan bahwa ada skema berbeda dari sekolah tatap muka ini. Salah satunya adalah pengaturan mulai kelas tatap muka untuk berbagai tingkatan pendidikan.
''Untuk skemanya adalah SD kelas VI masuk mulai tanggal 15 April. Lali untuk kelas I sampai V dan SMP kelas VII dan VIII, mulai tanggal 19 April," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/4/2021).
Kedua, proses pembelajaran dilakukan secara bergantian. Lebih jauh, Suwarjana menambahkan bahwa proses pembelajaran tatap muka kembali itu akan diatur secara bergantian. Masing-masing kelas kemungkinan akan mendapat jatah masuk kelas langsung selama dua hari, setelah itu kembali menjalani klas daring.
Ia mencontohkan jika kelas VII akan masuk 100 persen, maka siswa kelas VIII akan melakukan belajar di rumah dengan sistem daring, dan begitu sebaliknya. Namun demikian, pihaknya memastikan protokol kesehatan tetap menjadi poin utama selama pembelajaran tatap muka secara langsung.
"Untuk penggunaan kelas juga disesuaikan yakni jika kelas VII giliran masuk sekolah tatap muka maka tiap kelas berisi 50 persen. Setelah dua hari masuk, berikutnya ganti kelas VIII dengan skema yang sama," tambahnya.
Kemudian, yang ketiga yaitu skema disiapkan untuk permudah guru. Suwarjana menilai bahwa skema tersebut dilakukan agar tidak mempersulit guru yang memberikan materi pelajaran. Skema masuk secara bergantian tersebut akan membuat guru lebih mudah menyampaikan materi.
"Kalau semisal satu kelas dibagi dua, sebagian daring dan sebagian tatap muka, maka guru yang akan kesulitan menyamakan materi yang disampaikan," sambungnya.
Terakhir, meminta orang tua antar jemput anaknya. Demi menjamin kemananan dan kelancaran sekolah tatap muka, Suwarjana juga meminta para orang tua harus antar jemput putra-putrinya ke sekolah.
Untuk tahap awal skema sekolah tatap muka tersebut bakal dilakukan sekitar satu atau dua minggu. Jika berjalan sesuai rencana maka akan terus dilakukan. Namun jika ada sekolah yang teledor maka akan diberlakukan kembali kelas daring.
"Untuk jam belajarnya mulai jam 07.30 sampai 11.30 WIB. Tidak ada jam istirahat. Saat ini, pihak sekolah sedang mendata, mana saja siswa yang ikut kelas daring dan tatap muka," sambungnya.
Terlepas dari itu, ia menyebut masih ada orang tua yang belum merekomendasikan sekolah tatap muka.
"Kalau dari sekolah, harus sudah memiliki alat pengukur suhu tubuh, menyediakan hand sanitizer hingga tempat cuci tangan. Kami berharap, seluruh wali murid mengizinkan," tandasnya.
(Atria Aji)
-
Nadiem Makarim: Pemahaman Literasi Digital Salah Satu Kunci Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar Kapabilitas SDM dengan literasi digital yang memadai adalah kunci mewujudkan organisasi kementerian dengan pola pikir digital (Digital Mindset)
-
Lantik Pejabat Kemendikbudristek, Nadiem Makarim Tekankan Transformasi Sistem Pendidikan Indonesia Mari terus meningkatkan kinerja dan komitmen kita untuk terus bergerak serentak melanjutkan Merdeka Belajar,
-
Nadiem Makarim Minta ASN Kemendikbudristek Junjung Tinggi Profesionalisme dan Gotong Royong dalam Bekerja Nadiem Makarim Minta ASN Kemendikbudristek Junjung Tinggi Profesionalisme dan Gotong Royong dalam Bekerja
-
HGN 2023, Nadiem Makarim Imbau Para Guru Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar Nadiem Makarim Imbau Para Guru Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar
-
Pemerintah Prancis Melarang Pendidikan Agama dan Simbol-simbolnya di Sekolah Prancis, Termasuk di Indonesia Sekolah internasional itu diwajibkan memiliki dan mengajarkan tiga mata pelajaran yaitu pendidikan agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan bahasa Indonesia.