merdekanews.co
Rabu, 07 April 2021 - 16:50 WIB

Mendikbud Targetkan Guru Penggerak Menjadi Calon Pemimpin Pendidikan

Hadi Siswo - merdekanews.co
Mendikbud Nadiem Makarim

Balikpapan, MERDEKANEWS -- Saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Balikpapan pada Selasa (06/04), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim melakukan dialog bersama 18 Calon Guru Penggerak dan tujuh pengajar praktik calon Guru Penggerak angkatan I Kabupaten Penajam Paser Utara dan angkatan II Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kepada mereka, Mendikbud mengatakan kebijakan Merdeka Belajar Episode 5: Program Guru Penggerak merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mendikbud berharap, lulusan Program Guru Penggerak ini nantinya ditargetkan menjadi para pemimpin pendidikan misalnya wakil kepala sekolah, kepala sekolah, kepala dinas atau kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang memiliki kekuatan untuk mengambil kebijakan. “Saya ingin guru penggerak menjadi kriteria pemimpin pendidikan. Bahkan, sampai menjadi pemimpin-pemimpin di dalam Kemendikbud,” ujar Mendikbud di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, pada Selasa sore (06/04).

Mendikbud menekankan, Program Guru Penggerak bukan program yang sekadar berisi pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) tetapi program untuk mencetak calon-calon pemimpin pendidikan di Indonesia. “Harapan besar saya, setelah sembilan bulan program pendidikan Guru Penggerak, para guru dapat mendukung dinas pendidikan dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan. Menurut saya para calon Guru Penggerak sudah terbukti punya pemahaman dan punya batin yang berpihak kepada murid,” jelas Mendikbud.

Oleh karena itu, seleksi menjadi Guru Penggerak pun tidak mudah. Beberapa proses seperti tes skolastik, wawancara, hingga membuat esai harus dilalui para calon Guru Penggerak. Bahkan, Mendikbud mengatakan ketatnya seleksi Calon Guru Penggerak itu serupa dengan seleksi guru Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). "Banyak yang tanya kenapa seleksinya ketat? karena ini calon-calon pemimpin pendidikan masa depan. Makanya sangat selektif," imbuhnya.

Mendikbud juga menyampaikan ada tiga hal yang dicari dari Program Guru Penggerak. Pertama, guru yang berpihak kepada murid. Kedua, guru yang selalu haus akan belajar. “Guru yang tidak memiliki kemauan belajar itu tidak mungkin guru yang baik. Karena pembelajaran menjadi guru baik itu dinamis luar biasa. Selalu mau mengikuti perubahan teori maupun konsep baru demi melayani muridnya,” kata Mendikbud.

Hal ketiga yang dicari dari program ini, lanjut Mendikbud adalah guru yang memiliki tanggung jawab untuk merubah guru-guru lain di sekitarnya. “Guru penggerak harus menjadi influencer. Artinya Bapak/Ibu harus menjadi selebritis yang berdampak baik di dunia pendidikan agar menjadi panutan guru-guru lain,” ujar Mendikbud. 

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi program Guru Penggerak. “Setelah melihat dan mendengar langsung dari para calon Guru Penggerak, saya yakin bahwa upaya transformasi yang  dilakukan di Kemendikbud, khususnya bagi guru, sudah membuahkan hasil,” ujar Hetifah.

Lebih lanjut Hetifah mengatakan akan terus mengawasi implementasi program ini. “Segala upaya  akan kita lakukan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan nasional. Kita lihat tadi para calon Guru Penggerak menyuarakan kepentingannya dengan mata yang berbinar-binar dan air mata bahagia,” imbuhnya.

*Program Guru Penggerak Ubah Pola Pikir Para Guru Dalam Mengajar*

Pada kesempatan ini, Mendikbud mempersilakan para calon Guru Penggerak untuk bertanya, bercerita, maupun mengkritik Program Guru Penggerak.  Mendikbud juga mempersilakan para guru menyampaikan hal-hal yang masih mengganjal terkait program pendidikan yang ada. "Ini adalah sesi curhat (curahan hati). Boleh kritik, boleh menanyakan juga pertanyaan yang mengenai apa yang ada di benak Bapak dan Ibu guru," ungkap Mendikbud.

Mendikbud menegaskan, dalam Program Guru Penggerak, guru menjadi faktor penentu dalam menggerakkan transformasi pendidikan. Posisi pemerintah, kata Mendikbud, hanya bisa mendukung kebutuhan dan menyediakan solusi atas tantangan yang dihadapi para guru dalam memajukan pendidikan. "Tugas saya adalah melepas potensi Bapak Ibu. Bukan memberikan arahan terus. Justru kami yang perlu mengikuti arah perubahan guru," ujar Mendikbud.

Puspani, calon Guru Penggerak angkatan II dari SMAN 1 Balikpapan menceritakan bagaimana ia menangis ketika tanggal 26 Maret 2021 diterima sebagai calon guru penggerak. “Saya berbahagia Pak Menteri. Kebetulan saya putri asli daerah. Saya orang Dayak. Jadi saya merasa bahwa program ini betul-betul menyentuh Bapak/Ibu guru di seluruh Indonesia dan memberikan kami kesempatan menyampaikan isi hati dan harapan untuk siswa-siswi,” katanya.

Puspani berharap program ini tidak berhenti sampai era Nadiem saja tetapi tetap berlangsung hingga berimplikasi kepada semua guru. “Kami mohon program Guru Penggerak ini tidak hanya berakhir di sembilan bulan pendidikan, tapi bisa berkelanjutan dan bisa berimplikasi kepada seluruh guru di Indonesia,” ujarnya. 

Senada dengan itu, Abdun Nafi, guru agama yang menjadi Calon Guru Penggerak angkatan I dari SMPN 023 Penajam Paser Utara mengakui bahwa program ini harusnya sudah dilakukan sejak dulu karena program ini telah merubah pola pikir para guru dalam mendidik.

“Ketika saya sudah menjalankan pendidikan calon Guru Penggerak selama lima bulan ini, saya merasakan betul ada perubahan pola pikir. Ada perubahan dalam cara berpikir memahami anak-anak dan cara berkomunikasi dengan teman-teman guru. Saya belum pernah mendapatkan visi ini sebelumnya,” ungkap Abdun.

Harapannya, lanjut Abdun Nafi program ini bisa memberikan semangat kepada guru-guru lain karena visi dari program ini luar biasa yaitu memerdekakan cara belajar. “Saya mempunyai pengalaman mengajar 13 tahun dan saya merasa bodoh karena sebelum mengikuti program Guru Penggerak, saya memaksakan pembelajaran yang harus sesuai dengan keinginan saya. Tidak memfasilitasi murid-murid, tidak mengakui potensi dan kelebihan murid,” ungkapnya.

Curahan lain juga disampaikan oleh pengajar praktik calon guru penggerak dari SMA Negeri 1 Balikpapan, Dayang Suryani. Dayang Suryani menyampaikan program Guru Penggerak adalah ide yang brilian dan luar biasa. Melalui pergerakan, motivasi, dan inspirasi yang telah diberikan kepada guru-guru lain, Dayang meyakini program ini akan menjadi dasar bagi perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia. ”Kemendikbud sudah memberikan ruang, wahana, dan celah bagi guru-guru untuk bisa bergerak dan jalan menuju kesuksesan bersama,” ungkapnya.

Perubahan pola pikir juga disampaikan oleh pengajar praktik calon Guru Penggerak dari SMP Nasional KPS, Ita Saripati. Melalui program ini, Ita bersyukur karena telah diajarkan bagaimana menjadi guru yang sebenarnya, guru yang berpusat kepada siswa. “Selama ini saya selalu mengajarkan pada anak-anak jalan pintas. Pokoknya soal seperti ini, jawabannya seperti itu,” terangnya.  Setelah kami memperoleh materi yang cukup banyak, saya merasa bersalah, berdosa, menyesal, murid-murid saya dulu penuh tekanan,” ujarnya. Ita mengatakan kepada guru lain bahwa esensi dari Program Guru Penggerak adalah pengembangan karakter. “

Program Guru Penggerak tidak hanya mengubah pola pikir, tapi juga memacu semangat para guru. Calon Guru Penggerak dari SD Negeri 032 Penajam, Susanti  menceritakan bagaimana Program Guru Penggerak membangun semangat mengunjungi rumah-rumah anak didiknya yang terletak di tengah hutan. “Kami berkeliling membawa papan tulis ke mana-mana, nyasar di kebun karet, dikejar hewan liar, sampai ke hutan. 18 km untuk datang ke rumah siswa saya di tengah hutan. Tapi saya bilang, hujan atau panas saya akan datang hari Kamis untuk mengajar,” ceritanya. 

(Hadi Siswo)