merdekanews.co
Selasa, 02 Januari 2018 - 11:30 WIB

Jokowi Resmikan KA Bandara, Walikota Tangerang Bilang Daan Mogot Macet

Ira Saqila - merdekanews.co
Jokowi dan para menteri naik KA cepat Bandara Soekarno Hatta.

Tangerang, MERDEKANEWS - Akhirnya kereta api (KA) Bandara Soekarno Hatta diresmikan. Jokowi kembali tampil casual dengan kaos oblong warna merah.

Presiden Joko Widodo mengatakan, moda transportasi yang ada di Jakarta untuk mengurangi kemacetan. "Saya bersyukur KA ini sudah beroperasi," kata Jokowi saat peresmian di Integrated Building Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (2/1/2018).

Ke depan, apabila moda transportasi kereta bandara ini sudah terintegrasi antara MRT, LRT,  transjakarta, dan kereta cepat, Jokowi mengharapkan masyarakat sudah tidak banyak lagi yang menggunakan mobil pribadi.

"Tetapi, semuanya mau berpindah ke transportasi massal, transportasi umum yang aman, nyaman, yang bisa kita gunakan bersama-sama, baik di Jabodetabek maupun menuju Bandara ini," kata Jokowi.

Seusai menyampaikan sambutan, Jokowi bersama para pejabat yang hadir pun langsung menekan tombol tanda peresmian.

Setelah itu, Jokowi dan rombongan naik ke kereta bandara dan menempuh perjalanan ke Stasiun Sudirman Baru. Jokowi tampil santai dengan mengenakan kaos merah lengan panjang, celana hitam, dan sepatu kets warna merah. Sementara para menteri memakai jas dan batik.

Para menteri yang mendapampingi Jokowi yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo ada juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

Bikin Macet

Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah khawatir kalau KA Bandara berdampak pada kemacetan di Jalan Daan Mogot. Hal ini disebabkan, lantaran operasional KRL Duri-Tangerang menjadi lebih sedikit.

Dia menduga pengguna setia KRL Duri-Tangerang bermigrasi menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi online. Sehingga menimbulkan kemacetan di Jalan Raya Daan Mogot.

Diketahui, KRL Duri Tangerang ini seiring dengan perubahan jumlah perjalanan KRL Duri-Tangerang dari 90 perjalanan menjadi 73 perjalanan.

"Kami cukup berbangga hati ada fasilitas pelayanan KA Bandara yang melintas di Kota Tangerang. Tapi di satu sisi juga Kereta Bandara mengurangi intensitas KRL Duri-Tangerang, ini yang menjadi kekhawatiran kami," ujar Arief, Selasa (2/1/2018).

Menurut dia saat ini, warga Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang sangat banyak yang menggunakan KRL dengan rute tersebut.

Dijelaskannya, pengguna moda transportasi massal tujuan Duri Tangerang ini terus mengalami lonjakan tajam sejak tahun 2014.

"Tahun 2016 itu ada 10 juta penumpang, 2015 7,5 juta penumpang dan tahun 2014 berkisar 4,5 juta orang yang berpergian naik KRL tujuan Duri. Jadi dalam kurun waktu dua tahun, kenaikannya dua kali lipat," kata dia.

Menurutnya dengan pengurangan jadwal keberangkatan KRL Duri Tangerang akan berimbas pada kurangnya minat masyarakat menggunakan moda transportasi kereta.

"Sehingga kembali menimbulkan kemacetan di Kota Tangerang dan juga Jakarta," ucapnya.

Arief berharap kepada Presiden Jokowi dengan meresmikan Kereta Bandara, juga berkenan mengembangkan moda tranportasi KRL. KRL yang tidak hanya sampai ke Kota Tangerang, tapi juga sampai ke perbatasan termasuk wilayah Kabupaten Tangerang.
"Karena perbatasan Kota dengan Kabupaten itu datanya total ada 4 juta yang berinteraksi dengan Jakarta naik KRL. Kalau total Tangerang Raya ada 6,5 juta itu pasti kebutuhannya banyak yang berpergian ke Jakarta," ucapnya.
"Jadi kami sangat berharap kepada pak Presiden melalui Menteri Perhubungan berkenan mengembangkan sistem transportasi massal yang sangat efektif dan juga bisa mempermudah akses masyarakat untuk transportasi Jakarta - Tangerang," terang dia. (Ira Saqila)






  • Jokowi Bentuk Satgas Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke Jokowi Bentuk Satgas Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan investasi perkebunan tebu terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomasa yang memerlukan fasilitasi, koordinasi, dan perizinan berusaha bagi pelaku usaha, dibentuk Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan