merdekanews.co
Kamis, 07 Januari 2021 - 07:11 WIB

Bumi Global Karbon Dorong Sandiaga Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Aziz - merdekanews.co
Achmad Deni Daruri

MERDEKANEWS -Pimpinan Founder Bumi Global Karbon (BGK) Ahmad Deni Daruri mengapresiasi inisiatif dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno terkait perubahan fokus pengembangan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf)  di masa mendatang. 

"Tren ini sejalan dengan tren global dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)," ujar Deni Kamis (7/1). 

Deni melihat, di masa pandemi Covid-19, muncul tren baru yaitu pengungkapan perusahaan terkait Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG). 

Pimpinan Bumi Global Karbon ini mengatakan, menurut UBS Indonesia, fokus investor dan global akan meningkat dengan mempertimbangkan poin ESG, sebagai akibat dari pandemi Covid-19. 

"Salah satu media pengungkapan ESG yang digunakan perusahaan adalah laporan keberlanjutan atau sustainability report (SR)," kata Deni, Jakarta, Kamis (7/1).

Di Indonesia, lanjut Deni, inisiatif terkait ESG sudah mulai bermunculan dan harus ditingkatkan kembali di semua sektor, baik kementerian, BUMN dan perusahaan swasta. 

"Kami mengapresiasi inisiatif dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno terkait perubahan fokus pengembangan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf)  di masa mendatang. Yang semula kuantitas menjadi peningkatan kualitas dengan pariwisata berkelanjutan," ungkapnya.

Kata Deni, inisiatif ini sejalan dengan tren global dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). 

"Untuk mendukung inisiatif tersebut, kami mengusulkan langkah awal secara terukur, akurat, kredibel dan objektif, yaitu berupa penyusunan SR untuk industri ekonomi kreatif dan pariwisata," usul Deni.  

Diharapkan, berbagai industri ekonomi kreatif dan pariwisata, seperti hotel, restauran, tempat wisata dan sebagainya dapat menyusun SR mereka masing-masing. 

Di Asia, Hotel Banyan Tree dan Resort Singapura, The Farglory Hotel Taiwan  dan masih banyak perhotelan lainnya telah menerbitkan SR. 

"Ini saatnya bagi Indonesia untuk memulai penyusunan SR, khususnya bagi industri ekonomi kreatif dan pariwisata," lanjutnya.

Menurut Deni, SR minimal mengulas topik emisi gas rumah kaca , penggunaan energi , konsumsi air, kebijakan anti korupsi, nilai ekonomi langsung yang didistribusikan, investasi infrastruktur, pendekatan terhadap pajak , perekrutan karyawan, pelatihan karyawan, masyarakat lokal, serta penanganan pandemi dipraktikkan dalam kegiatan usaha.

Deni menerangkan, bahwa topik–topik di atas telah mencakup 23 standar GRI utama, 85 indikator standar GRI dan 37 sub indikator standar GRI. Standar GRI merupakan standar pelaporan keberlanjutan yang digunakan hampir 80% perusahaan di dunia yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).

Bumi Global Karbon, lanjutnya, sedang mendorong kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, terkait penyusunan SR untuk industri pariwisata. Di antaranya, adalah SR perhotelan. 

Penyusunan laporan ini memiliki banyak manfaat, seperti SR dapat menjadi informasi publik atas kinerja industri, meningkatkan daya tarik wisata secara global, meningkatkan  kepercayaan dan image (branding), terukurnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan usaha sehingga dapat menyusun strategi ke depan untuk menghadapi perubahan iklim.

"Dengan begitu tiap industri ekonomi kreatif dan pariwisata dapat mengetahui kontribusi mereka dalam mendukung pencapaian SDGs nasional secara terukur, akurat, kredibel dan objektif," pungkas Deni. (Aziz )