
MERDEKA NEWS - Corona kian masif. Alhasil dampak Corona menyebar kesektor ekonomi hingga menimbulkan jutaan orang kena PHK.
Di 2021, pemerintah harus segera membangun partisipasi aktif warga dalam rangka membangun upaya preventif dam promotif kesehatan.
Catanan ini diucapkan Kolektif Pimpinan Nasional Relawan Kesehatan (KPN Rekan) Indonesia, Agung Nugroho dan Adjie Rimbawan dalam siaran pers-nya kepada wartawan, Kamis (31/12/2020).
"Bisa dikatakan Indonesia galau bahkan gagal dalam melakukan upaya penanggulangan cepat pada fase-fase awal pandemi. Pada saat berbagai negara telah menerapkan penutupan wilayah dan pembatasan sosial sejak awal pandemi, pemerintah Indonesia memilih untuk mengabaikan ancaman Covid-19," tegas Agung.
Pemerintah menurut Agung, lebih mengutamakan langkah-langkah penyelamatan ekonomi. Selanjutnya, ketika banyak negara tengah bersiap secara hati-hati untuk kembali membuka diri dari fase lockdown, pemerintah Indonesia justru secara prematur membuka ekonomi melalui implementasi kenormalan baru.
"Pada penghujung tahun 2020 seluruh dunia korban positif COVID-19 telah menyentuh angka hampir 80 juta orang. Korban yang meninggal dunia sekitar 1,8 juta orang. Di Indonesia, 700.000 orang positif dan yang meninggal dunia lebih kurang 20.500 orang. Kita semua berduka," tegas Ketua Rekan Nasional Rekan Indonesia.
Sementara itu, hasil survei terbaru yang melibatkan 5.000 pencari kerja menemukan bahwa 35% pekerja dipecat dan 19% dirumahkan akibat Covid-19. Ini adalah tanda kalau Indonesia tengah memasuki resesi.
"Sedikitnya terdapat 1,64 juta penduduk miskin baru akibat Covid-19 pada akhir Juli 2020, dan jumlah ini diprediksi akan mencapai 8,5 juta pada akhir 2020," terang Sekretaris Nasional Rekan Indonesia, Adjie Rimbawan.
Menurutnya, resolusi kesehatan harus menjadi paling urgent. "Kebulatan tekad ini harus kita mulai dengan membangun partisipasi aktif warga dalam rangka membangun upaya preventif dam promotif kesehatan," ucapnya.
Adjie melanjutkan, menerapkan protokol kesehatan harus diawali dari kesadaran kolektif untuk melakukannya dengan ketat. "Begitupun pemerintah dan swasta harus memprioritaskan soal kesehatan ini menjadi kebulatan tekad perencanaan perjalanan 2021 nanti.
"Ada kesan pemerintah Indonesia telah gagal dalam mengkomunikasikan risiko dan langkah pencegahan secara efektif. Yang muncul justru tidak konsistensinya pemerintah dalam menerapkan kebijakan baik di tingkat pusat ataupun daerah. Misalkan, terkait dengan lemahnya implementasi kebijakan pembatasan sosial berskala besar," bebernya.
Ke depan lanjut Adjie, pemerintah dapat mengadopsi model dukungan sosial berbasis masyarakat untuk mengidentifikasi dengan tepat kebutuhan khusus kelompok-kelompok rentan.
"Selamat tinggal tahun 2020 yang penuh dengan ketidakpastian, dan selamat datang tahun baru 2021 yang memberikan harapan," tambahnya. (Khairy/MN)
-
Hasil Kolaborasi, Posko PPKM Manggarai Selatan Evakuasi Pasien Corona MERDEKA NEWS - Posko PPKM Manggarai Selatan bergerak cepat. Mereka melakukan evakuasi pasien Corona dan membawanya ke rumah sakit.
-
Berangkat Pagi Pulang Malam, FKDM Perang Lawan Corona MERDEKA NEWS - Warga mengapresiasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) DKI Jakarta. Keberadaan FKDM dinilai bermanfaat untuk membantu saat ledakan Corona.
-
Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Pengusaha Ritel Kembali Ketar-ketir, Omzet Anjlok Bakal Ada yang Gulung Tikar Lagi Tingginya angka penderita ditambah dengan munculnya varian baru COVID-19, memaksa pemeritah menerapkan lockdown lokal. Dampaknya sangat dirasakan pengusaha ritel dan mal.
-
Satgas Covid-19 Akan Terus Optimalkan Fungsi Posko PPKM Mikro Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 akan terus fokus pada pembenahan dan perbaikan manajemen di lapangan mulai dari hulu hingga ke hilir dalam kerangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di daerah.
-
Tim Gabungan TNI dan Polri Perkuat Pelaksanaan PPKM Berskala Mikro di Daerah Tim gabungan dari TNI dan Polri telah melakukan sejumlah langkah pengendalian untuk mengatasi penularan kasus Covid-19 di wilayah Kudus dan Bangkalan. Dua wilayah tersebut diketahui tengah mengalami lonjakan kasus yang cukup besar setelah masa libur Lebaran.