merdekanews.co
Jumat, 23 Oktober 2020 - 06:05 WIB

Program Teman Bus Akan Hadir di Surabaya, Pemkot Siapkan 150 Armada Bus

Deka - merdekanews.co
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan bersama dengan Pemerintah Kota Surabaya menandatangi Nota Kesepakatan Sinergi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Angkutan Umum Perkotaan di Surabaya pada Kamis (22/10).

Surabaya, MERDEKANEWS – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan bersama dengan Pemerintah Kota Surabaya menandatangi Nota Kesepakatan Sinergi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Angkutan Umum Perkotaan di Surabaya pada Kamis (22/10).

 

Bertempat di Balaikota Surabaya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi berharap melalui kegiatan ini kehadiran angkutan umum perkotaan dengan skema _Buy The Service_ (BTS) dapat mengurangi polusi udara, mengurangi kebisingan, kemacetan dan pengurangan subsidi BBM.

“Kita harapkan dengan kehadiran BTS ini dapat menghasilkan _shifting_ dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Kami mohon Bapak Kadishub juga sudah mulai mempersiapkan strategi untuk menggunakan angkutan massal. Kota Surabaya ini akan dilaksanakan pada tahun kedua program BTS di 2021 mendatang,” jelas Dirjen Budi.

Dirjen Budi menyampaikan bahwa sesuai dengan arahan Menhub _headway_ bus nantinya harus tetap dijamin, tidak lebih dari 15 menit sehingga masyarakat tidak menunggu lama di halte. “Kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan Pemkot Surabaya dan mempelajari ada berapa koridor karena akan menyangkut anggaran dan subsidi ke depannya,” ungkap Dirjen Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran program BTS ini di Surabaya pada tahun 2021 mendatang.

“Atas nama Pemerintah dan warga Surabaya, saya _matur nuwun_ kami diberikan kesempatan untuk menangani transportasi. Sebetulnya saya ingin menyampaikan bahwa dari analisa saya fatalistik kasus Covid-19 di Surabaya sangat tinggi di awal (masa pandemi), ternyata banyak warga Surabaya meninggal karena ada komorbidnya seperti diabetes, jantung, dan obesitas. Karena itu saya sampaikan pada Kepala Dinas Perhubungan bahwa kita harus paksa masyarakat (untuk menggunakan angkutan umum) karena terbiasa menggunakan sepeda motor. Kalau anak- anak muda kita terkena penyakit tadi, maka kita harus berani ambil lajur untuk sepeda dan angkutan umum karena minimal ada berjalan minimal 100 meter. Saya memberikan contoh saya naik bus dan sepeda dari rumah, saya sampaikan ke warga Surabaya bahwa jika tidak kita lakukan perubahan ini maka 20 tahun lagi pasti banyak anak muda yang terkena penyakit jantung, diabetes, dan obesitas,” jabar Risma.

Melalui sambutannya, Risma juga menekankan bahwa dengan kehadiran BTS ini kelak akan menjadi pemicu perubahan perilaku masyarakat Surabaya agar lebih gemar lagi menggunakan angkutan umum. “Saya sampaikan ke Dinas Perhubungan kalau bus itu harus aman, bersih, tepat waktu,” tegas Risma.

Selain Surabaya, akan ada beberapa kota lainnya yang akan mendapatkan bantuan BTS yaitu Bandung, Makassar, Banjarmasin, Banyumas.

Menjawab pesan Risma, Dirjen Budi menyatakan, “Nanti Surabaya akan menjadi yang paling banyak anggarannya karena Surabaya mengajukan untuk 8 koridor artinya bus nya sekitar 150 bus karena 1 koridor minimal ada 20 bus. Sesuai yang disampaikan Bu Risma nanti bus ini akan aman, bersih, mudah diakses masyarakat, dan modern. Anggarannya sekitar Rp500 Miliar untuk BTS di beberapa kota besar di tahun 2021.”

Dalam acara hari ini turut hadir Direktur Angkutan Jalan, Ahmad Yani, Kepala Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Provinsi Jawa Timur, Hanura Kelana Irianto, serta perwakilan dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya.






(Deka)